River Safari Cruis

Bekantan are native to the wetland forest. They are living among trees. So while on river safari cruise.

Summer course Program

Proboscis monkey conservation in Bekantan Research Station Curiak Island South Kalimantan

Donation for Bekantan Conservation

WA 0812 5826 2218 (SBI Official) | Paypal ID Saveproboscismonkey| BNI ACC 0339933396

Observation

Observation Proboscis Monkey Habitat in Curiak Island South Kalimantan

Endangered Species

Support and Help Amalia Rezeki and Her SBI Foundation For Bekantan Conservation in South Kalimantan - Indonesia

Tampilkan postingan dengan label Award. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Award. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Desember 2020

Gigih Selamatkan Bekantan, Amelia Raih Local Heroes Award Tribun Network

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Berlangsung haru dan meriah, event nasional 'Reinventing Local Heroes Award' yang digelar Tribun Network dan Tribun Institute menjadi ajang paling berkesan bagi peserta. 

Penghargaan-penghargaan Amalia Rezeki

Kegiatan yang digelar pada Kamis (17/12/2020) tersebut menampilkan orang-orang yang mempunyai komitmen tinggi terhadap kemajuan daerah sesuai dengan keahlian masing-masing. Acara yang dilaksanakan secara virtual ini mendapat sambutan hangat karena ratusan partisipan hadir dalam kegiatan yang digelar selama 2 jam lebih itu. Tidak sedikit pula partisipan merasa haru sehingga air mata pun menetes tak terasa karena sepak terjang mereka selama ini mendapat penghargaan tingkat nasional. 

Amalia Rezeki dari Kalimantan Selatan, ia bahkan merasa bangga dan sangat terkesan karena aktivitas penyelamat Bekantan sekaligus perintis restorasi mangrove rambai yang selama ini dilakukannya mendapat pengakuan secara nasional. Dosen muda Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini bisa dikatakan perempuan pertama yang mendedikasikan diri melindungi bekantan dari kepunahan melalui berbagai aksinya. 

Wakil dari Kalimantan Selatan lainnya, Muhammad Arifin melalui Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar yang didirikannya bisa 'menampung' anak-anak di sekitar yang tidak bisa sekolah dan kekurangan biaya. Dengan Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar ini pula Arifin tidak hanya menampung para remaja dan pemuda yang terhambat sekolahnya, tapi juga memperhatikan pendidikannya. 

Melihat banyaknya orang-orang berjasa pada kondisi sosial lingkungannya ini menjadi alasan Tribun Network dan Tribun Institute memberikan penghargaan kepada 21 Local Heroes terpilih dari seluruh penjuru Indonesia. 

CEO Tribun Network, Dahlan Dahi dalam sambutannya mengatakan penghargaan ini sebagai penghargaan kepada insan di daerah yang memiliki pengaruh positif bagi daerah masing-masing. "Selama ini penghargaan hanya di pusat. Orang tokoh lokal tapi tidak bisa dilihat oleh Jakarta. Panggung mutiara lokal dilihat nasional hingga internasional," katanya saat membuka acara pembukaan Reinventing Local Heroes Award, secara virtual, Kamis (17/12/2020). 

Dahlan berharap dengan adanya penghargaan ini semakin banyak pihak terinspirasi, terdorong dan termotivasi untuk berkontribusi bagi banyak orang. "Selamat kepada penerima penghargaan. Semoga ini dapat mendorong untuk terus berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan. The real heroes," ujar dia.

Senin, 21 Oktober 2019

Amalia Rezeki, Pendiri Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia Raih Penghargaan Internasional

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Dosen muda Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Amalia Rezeki mendapatkan penghargaan tingkat internasional.
ASEAN Youth Eco-champion Award
Amalia Rezki, Saat menerima penghargaan ASEAN Youth Eco-champions Award (AYECA) di Kamboja
Perempuan yang akrab disapa Amalia ini tidaklah asing di dunia konservasi Bekantan (nasalis larvatus) karena sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai perempuan inspiratif di bidang lingkungan baik regional maupun nasional.

Kali ini Amalia mendapatkan penghargaan ASEAN Youth Eco-champions Award (AYECA) 2019 yang dilaksanakan di negara Kamboja pada Selasa (8/10/2019) malam.
Penghargaan ini terbilang sangatlah bergengsi di bidang lingkungan hidup antar negara di ASEAN dan menjadi penghargaan pertamanya di tingkat internasional.
Perempuan penyelamat bekantan ini menerima penghargaan AYECA 2019 yang diserahkan oleh MS Yukari Sato,state minister, minister of the environment Japan dan Tun Sa Im, Ministry of education, youth and sport di Sokhalay Angkor Resort & Spa, Siem Reap, Cambodia.

"Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT, atas Karunia dan Rahmat-Nya, hari ini saya bisa berdiri di podium yang terhormat ini, mewakili ratusan juta angkatan muda Indonesia untuk menerima penghargaan di bidang lingkungan antar negara ASEAN di Siem Reap, Cambodia," jelas Amalia saat dihubungi.

Sebagai seorang dosen biologi, kecintaan Amalia terhadap lingkungan dan bekantan, satwa berhidung mancung itu sudah tak perlu diragukan lagi.

Sebagian besar hidupnya didedikasikan untuk melestarikan dan melindungi bekantan yang juga sebagai ikon kebanggaan Kalsel tersebut.

Dia adalah perempuan pertama di Indonesia yang mendedikasikan diri dengan sungguh-sungguh dan konsisten melindungi bekantan dari kepunahan, melalui aksinya di bidang lingkungan dan perbaikan habitat.

Dalam mendukung upayanya tersebut Amalia mendirikan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), dengan misi selamatkan bekantan - Selamatkan Peradaban Manusia.
Usahanya ini tidak terlepas dari pembinaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, melalui BKSDA dan Dinas Kehutanan Kalsel serta dukungan penuh Prof Sutarto Hadi,selaku Rektor ULM.

Menurutnya dedikasi terhadap pelestarian bekantan, bukanlah untuk sebuah apresiasi, melainkan bentuk tanggung jawab sebagai warga negara, keilmuan serta keimanan sebagai khalifah di muka bumi dan untuk keberlanjutan generasi mendatang.

"Apresiasi yang saya terima adalah bukti keseriusan kami dalam menjaga lingkungan alam serta pelestarian bekantan di Kalsel. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, apresiasi ini saya persembahkan untuk ayah saya yang telah mendahului saya disurga dan ibu saya yang saat ini mungkin merasa sepi, karena saya tinggal sendirian untuk mengadiri acara ini, dan all crew SBI yang saya cintai, juga tentunya almamater saya ULM, Banua serta generasi muda kita di Indonesia," jelas Amalia.

Sementara itu, menanggapi keberhasilan dosen mudanya menerima penghargaan Internasional di bidang lingkungan ini, Sutarto Hadi, mengucapkan selamat dan merasa bangga.

"Luar biasa, sangat membanggakan. ULM bersyukur memiliki dosen yang memiliki prestasi dalam bidang lingkungan dan mendapat pengakuan Internasional. Prestasi ini menjadi bukti bahwa ULM telah menjadi universitas yang terkemuka dan berdaya saing. Saya berharap capaian ini menjadi motivasi bagi dosen lainnya. Demikian pula mahasiswa dan generasi muda dapat menarik pelajaran. Jangan lelah untuk berjuang untuk masa depan lingkungan dan kehidupan yang lebih baik," tuturnya.
Saat ini Amalia bersama timnya sedang mendirikan sekolah konservasi serta stasiun riset bekantan dan ekosistem lahan basah di kawasan Pulau Curiak, kabupaten Barito Kuala, Kalsel.

Dia juga sedang gencar mengkampanyekan program "Buy Back The Land" yaitu membeli kembali lahan yang dulunya menjadi habitat bekantan untuk dihutankan kembali bagi rumah bekantan serta kehidupan ekosistem lahan basah yang lestari.
(Banjarmasinpost.co.id/Frans Rumbon)

Amalia the bekantan conservationist receives ASEAN award

Banjarmasin, South Kalimantan (ANTARA) - A young Biology lecturer of Lambung Mangkurat University (ULM), who is famous as a bekantan (Nasalis larvatus) conservationist, Amalia Rezeki, received the prestigious award of AYECA in Cambodia, Tuesday night (Oct 8, 2019).

Bekantan Conservationist
Amalia Rezeki, Bekantan (Nasalis larvatus) conservationist.
The ASEAN Youth Eco-champions Award (AYECA) recognises young citizens, aged 18-35 years, from ASEAN Member States (AMS) who have made outstanding contributions to protecting the environment. The award is presented to two youth eco-champions per AMS. There are two categories based on age: Junior Category (Aged 18-25) Senior Category (Aged 26-35)
Amalia Rezeki
Amalia Rezeki, received the prestigious award of AYECA in Cambodia, Tuesday night (Oct 8, 2019)
This is the first time for her to receive an international award. Amalia Rezeki has previously gained many regional and national awards.

She was not alone to Cambodia, but accompanied by Susy Herawati and Windarty from the Ministry of Environment and Forestry (LHK) of the Republic of Indonesia.

The bekantan rescue received the 2019 AYECA 2019 from Japan State Minister, Minister of Environment MS Yukari Sato and Tun Sa Im, Ministry of education, Youth and Sport in Siem Reap, Cambodia.

"I am very grateful to Allah Subhanahu wa Ta'ala for His Gift and Mercy today I am standing on the honorable podium representing hundreds of millions of Indonesia's young generation to receive award in the field of environment among ASEAN countries in Siem Reap, Cambodia," she noted, As a biology lecturer, Amalia Rezeki's love for proboscis monkey has no doubt. Most of her life is dedicated to preserving and protecting the long-nosed animal which is an icon of South Kalimantan.
She is the first woman in Indonesia who has dedicated herself sincerely and consistently since five years to protect the proboscis monkey from extinction.

In supporting this effort Amalia founded the Sahabat Bekantan Indonesia (Indonesian Bekantan Friends Foundation), with a mission to Save Bekantan. This effort is inseparable from guidance from the Ministry of Environment and Forestry through the South Kalimantan Natural Resources Conservation Agency (BKSDA).

For her, the dedication to the preservation of proboscis monkey is not an appreciation, but a form of responsibility as a citizen, science, and faith as the vicegerent of the earth and for the sustainability of future generations. "As a key species, saving bekantan for us is saving the planet," said Amalia Rezeki.

ULM Rector Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, MSc. congratulated and proud of Amalia Rezeki, who is a young lecturer with outstanding achievements.

"Excellent, very proud. ULM is grateful to have lecturers who have achievements in the environmental and received international recognition. This achievement is proof that ULM has become a leading and competitive university," he said.

 Editor: Mahdani
COPYRIGHT © ANTARA 2019