Banjarmasin – Penyelamtan bekantan yang terancam punah di Kalimantan Selatan oleh Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) berbuah Kalpataru 2022 yang merupakan penghargaan tertinggi di bidang lingkungan dari Pemerintah Republik Indonesia.
“Alhamdulilah Kalpataru ini untuk semua orang yang peduli terhadap pelestarian bekantan sebagai maskot fauna Kalimantan Selatan,” kata Ketua SBI Amalia Rezeki di Banjarmasin.
Menurut Amel, sapaan akrab Amalia Rezeki, menyelamatkan bekantan tidaklah mungkin tanpa menyelamatkan habitat alaminya. Untuk itu, dia memulai dengan program wakaf lahan melalui aksi beli kembali lahan.
Sejengkal demi sejengkal lahan bekas habitat bekantan yang telah beralih fungsi, dibeli kembali oleh SBI kemudian direstorasi melalui penanaman pohon mangrove (bakau) reparian jenis rambai yang jadi pakan utama bekantan.
Selain sebagai habitat bekantan, kata Amel, hutan mangrove rambai mampu menyerap karbon empat kali lipat lebih besar dari hutan tropis lainnya. Hal ini penting bagi mitigasi pemanasan global yang memicu perubahan iklim dan bencana iklim.
“Untuk itulah kata kunci kami adalah selamatkan bekantan selamatkan peradaban manusia,” tuturnya.
Amel menyebut apa yang pihaknya lakukan selaras dengan program pemerintahan Presiden Joko Widodo di bidang pemulihan ekonomi nasional melalui program restorasi mangrove yang diharapkan meningkatkan pendapatan masyarakat dengan kegiatan pembibitan dan penanaman mangove, budi daya perikanan, ekowisata, dan pengelolaan produk buah yang bisa menjadi kuliner khas daerah setempat.
Makanya selain fokus pada upaya konservasi dan penelitian terhadap primata unik endemik Kalimantan yang keberadaannya terancam punah di Stasiun Riset Bekantan di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, tim SBI yang dikomando Amel juga membangun Taman Buah Lokal Mekar Lestari di Desa Wisata Muara Kanoco, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala.
Di lokasi ini, ditanami aneka jenis buah lokal lahan basah dan pesisir sungai termasuk buah kasturi yang merupakan maskot flora Kalimantan Selatan dan telah dinyatakan punah status konservasinya oleh Lembaga Konservasi Dunia IUCN (International Union for Conservation of Nature).
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Alue Dohong menyerahkan penghargaan Kalpataru tahun 2022 kepada 10 orang penerima dan penghargaan Nirwasita Tantra tahun 2021 kepada 42 orang kepala daerah.
Salah satu penerimanya Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) di Kalimantan Selatan. SBI berawal dari komunitas yang memberikan perhatian serius pada program perlindungan dan pelestarian bekantan dengan misi “Save Our Mascot” dan tahun 2018 melalui program “Bekantan Goes Global”.
Amel mewakili seluruh tim SBI menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah memberikan penghargaan Kalpataru.
Dia menyatakan Menteri LHK Siti Nurbaya telah memberikan dukungan serta binaan dengan baik, sehingga menjadi inspirasi dan semangat timnya untuk terus bergerak dalam memuliakan alam dan planet bumi ini, dengan cara yang sederhana.
“Kepada Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, semangat beliau melalui revolusi hijaunya telah merasuk dalam jiwa kami. Capaian ini tidak lepas dari peran gubernur Paman Birin,” tuturnya.
Terima kasih juga disampaikannya kepada Walikota Banjarmasin Ibnu Sina serta Hj Noormiliyani AS, Bupati Barito Kuala atas kolaborasi serta dukungan yang luar biasa selama ini.
Dukungan penuh Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Sutarto Hadi dan seluruh civitas akademica terhadap pelestarian monyet hidung panjang itu juga sangat berjasa bagi perjuangan SBI, sehingga Amel dan timnya begitu terbantu.
SBI hanya sebuah perjalanan panjang dari komunitas kecil yang peduli lingkungan dan planet bumi ini. Bergerak dari sekumpulan mahasiswa yang cinta akan negeri ini dan memilih mengabdi di bidang lingkungan dengan cara memuliakan alam.
Kemudian kepada yang warga Desa Marabahan Baru, Anjir Serapat Muara 1 dan Anjir Serapat Muara, Amel sangat berterima kasih.
“Mari kita bangun desa kita dari desa tertinggal menjadi desa maju dan makmur serta lestari. Bersama kita bisa. Salam lestari Indonesiaku,” ucapnya. (Ant)