River Safari Cruis

Bekantan are native to the wetland forest. They are living among trees. So while on river safari cruise.

Summer course Program

Proboscis monkey conservation in Bekantan Research Station Curiak Island South Kalimantan

Donation for Bekantan Conservation

WA 0812 5826 2218 (SBI Official) | Paypal ID Saveproboscismonkey| BNI ACC 0339933396

Observation

Observation Proboscis Monkey Habitat in Curiak Island South Kalimantan

Endangered Species

Support and Help Amalia Rezeki and Her SBI Foundation For Bekantan Conservation in South Kalimantan - Indonesia

Selasa, 29 Desember 2015

Evakuasi Bekantan Yang Hanyut di Sungai Barito Marabahan

Marabahan - Tim Rescue dari Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) kembali melakukan upaya penyelamatan bekantan yang hanyut di Sungai Barito. Kali ini upaya evakuasi dilakukan terhadap seekor Bekantan berjenis kelamin jantan di desa Basahap, Marabahan, Kabupaten Barito Kuala - Kalimantan Selatan sekitar pukul 07.00 Wita, Jumat (25/12/2015).
Tim Rescue SBI menerima Bekantan yang diserahkan warga untuk di evakuasi

Menurut penuturan warga, Bekantan tersebut diselamatkan mereka saat hanyut diantara tumpukan eceng gondok. Kemudian mereka lantas menghubungi dan meminta Sahabat Bekantan Indonesia untuk mengevakuasinya.

Mendapati informasi tersebut tim rescue SBI yang dipimpin langsung oleh ketua SBI Amalia Rezeki langsung meluncur ke tempat kejadian. Meski evakuasi berjalan lancar, tindakan medis berupa penyuntikan bius dilakukan untuk menghindari trauma berat.

Bekantan jantan yang diperkirakan berusia 7 tahun ini diberi nama David, adalah merupakan bekantan yang kesepuluh yang berhasil dievakuasi oleh tim rescue SBI sepanjang 2015 ini.

Sumber : Banjarmasinpost.co.id 
editor : mj

Minggu, 27 Desember 2015

Launching Donasi Poin Telkomsel Sahabat Bekantan

Dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak untuk sosialisasi dan upaya konservasi Bekantan mulai berdatangan. Ini semua tentunya tidak lepas dari peran serta Sahabat Bekantan Indonesia, relawan dan masyarakat yang terus menggaungkannya.

Cara Donasi Poin Telkomsel Save Bekantan

Salah satu bentuk dukungan tersebut datang dari Telkomsel, salah satu provider dengan branding yang cukup memiliki nama di dunia telekomunikasi khususnya telepon seluler di Indonesia. Sebagai bentuk kontribusinya, Telkomsel bekerjasama dengan Sahabt Bekantan Indonesia dengan memfasilitasi donasi berupa penukaran poin telkomsel para pengguna operator tersebut. Setiap 10 poin telkomsel yang di donasikan berarti para pengguna operator tersebut telah menyumbangkan Rp 1.250,- untuk pelestarian Bekantan.
Sesi Games : Pengunjung yang menyumbangkan poinnya  mendapatkan
Marchendise Boneka Bekantan dari Sahabat Bekantan Indonesia

Penyumbang Poin Telkomsel untuk Konservasi Bekantan
Mendapatkan Kaos dari Sahabat Bekantan Indonesia
Launching donasi Telkomsel Poin untuk Bekantan ini sendiri di gelar pada hari Minggu, 20 Desember 2015 pukul14.40 Wita di Duta Mall  Banjarmasin Kalimantan Selatan. Acara ini sendiri cukup mendapat perhatian dari para masyarakat terbukti dengan antusiasnya pengunjung mall menyumbangkan poinnya dalam sesi games pada kegiatan tersebut.

Program donasi poin telkomsel untuk Bekantan ini sendiri masih akan terus dibuka hingga Januari 2016. Bagi anda pengguna provider Telkomsel bisa turut berpartisipasi dengan menyumbangkan poin (minimal 10 poin) untuk kelestarian Bekantan dengan cara Ketik BEKANTAN dan kirim sms ke 777.




Sabtu, 21 November 2015

Kamis, 19 November 2015

AMALIA REZEKI : Dedikasi Dosen Muda Universitas Lambung Mangkurat Untuk Bekantan

Kepentingan penelitian di akhir masa perkuliahan mengantarkan Amalia Rezeki pada sebuah fakta, bahwa bekantan, hewan yang menjadi ikon Provinsi Kalimantan Selatan dan sedang berada di ambang kepunahan, justru tidak mendapat perhatian yang memadai dari pemerintah. Untuk itu, ia berinisiatif membangun komunitas Sahabat Bekantan Indonesia demi menyelamatkan para bekantan dari kepunahan.
Dengan komunitas Sahabat Bekantan Indonesia, Amalia menjalankan banyak program. Misi utamanya adalah “Selamatkan Maskot Kita”. Menyelamatkan bekantan dari kepunahan bukanlah hal mudah, oleh karena itu ia menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk sama-sama berkontribusi sebagai relawan dalam pelestarian hewan tersebut. Seminar lingkungan dan observasi bekantan adalah kegiatan yang rutin mereka lakukan.
Saksikan bagaimana Amalia Rezeki berjuang melestarikan bekantan, besok di tayangan  SheCAN! jam 08.30 WIB di Trans 7.

Rabu, 14 Oktober 2015

AKHIRNYA BEN KEMBALI KEHABITATNYA

PELEPAS LIARAN BEN DI PULAU BAKUT


Jumat, 09 Oktober 2015

Rumah Baru Untuk Sang Bekantan Yang Malang | National Geographic Indonesia

Ben seekor Bekantan jantan yang berhasil dievakuasi dari kebakaran hutan di bantaran Sungai Rutas, Kabupaten Tapin pada 22 September lalu akhirnya dinyatakan siap dilepasliarkan kembali pada siang hari ini pukul 14.00 (8/10). Pulau Bakut sebuah kawasan konservasi yang dikelola oleh PT. Pertamina ini akan menjadi habitat baru bagi Ben dan bekantan-bekantan lain yang berhasil diselamatkan.

Bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan, PT. Pertamina dan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) sepakat untuk memulihkan kembali populasi dari satwa endemik yang statusnya kian terancam punah. “Kami tergerak untuk memberikan habitat baru bagi mereka dengan cara memindahkannya ke sini (Pulau Bakut) sesuai arahan BKSDA. Dalam lima tahun ke depan, pulau ini akan menjadi lokasi penyelamatan bekantan dan tentunya tempat mereka berkembang biak,” jelas Andar Titi Lestari, Senior Supervisor External Relation PT. Pertamina Regional Kalimantan.

Selama lima tahun ke depan program penyelamatan bekantan akan dilakukan dengan melindungi habitat seluas 18,7 hektar ini. Bakut merupakan salah satu dari lima pulau di Kalimantan Selatan yang ditetapkan sebagai Pusat Konservasi Bekantan. Terdapat 48 ekor Bekantan yang terbagi dalam empat kelompok telah menghuni pulau ini.

Ben adalah bekantan berusia dua tahun yang beruntung, karena saat api melahap habitat lamanya di Sungai Rutas, ke-empat kawannya tewas terbakar. Ia ditemukan oleh tim SBI dalam kondisi depresi dan wajah penuh luka bakar. Rehabilitasi selama dua minggu dilakukan hingga kini ia dinyatakan sehat dan siap bertemu dengan empat kelompok bekantan yang sudah lebih dulu menghuni Pulau Bakut.

Sebelumnya, penyelamatan bekantan yang merupakan salah satu implementasi dari program Pertamina Sobat Bumi ini telah berlangsung sejak bulan Juni lalu dan berhasil merehabilitasi hingga melepasliarkan kembali Kevin, Atak, Diang, Bagio, Lestari, dan Titik yang kini masih dirawat secara intensif.

“Kami berharap masyarakat dapat bersinergi untuk mewujudkan target 10% peningkatan populasi Bekantan untuk lima tahun ke depan. Secara sederhana bantu kami menciptakan lingkungan yang bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan dari jembatan Barito,” tegas Amalia Rezeki, Ketua Sahabat Bekantan Indonesia.

(Sekar Rarasati)

Kamis, 08 Oktober 2015

BEN akhirnya dilepasliarkan

BANJARMASIN - Dinyatakan sehat setelah menjalani perawatan dan rehabilitasi selama dua minggu, Ben bekantan korban kebakaran di Sungai Rutas, Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan, akhirnya dilepasliarkan, Kamis (8/10/2015).

Bekantan berusia dua tahun ini dilepasliarkan di pusat penyelamatan bekantan kawasan konservasi taman wisata Pulau Bakut Kabupaten Barito Kuala.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh BKSDA bekerjasama dengan PT Pertamina bersama Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).

Ketua SBI Amelia Rezki mengatakan Ben merupakan bekantan ke enam yang dilepaskan di kawasan konservasi bekantan di Pulau Bakut.

"Saat ditemukan Ben kondisinya mengalami luka bakar. Alhamdullilah, setelah dilakukan perawatan selama dua minggu kondisinya sudah dinyatakan sehat secara medis. Dan hari ini dilepasliarkan," katanya.

Kawasan konservasi taman wisata Pulau Bakut Kabupaten Barito Kuala, letaknya berada di bawah Jembatan Barito. Saat ini di pulau tersebut hidup 59 bekantan dewasa.

Selasa, 06 Oktober 2015

Ada seKelompok Kecil Bekantan di Sekitar Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru

BANJARBARU - Kawasan Tegal Arum, Landasan Ulin rupanya menyimpan satu diantara harta kekayaan Pulau Kalimantan.

Ilustrasi : Bekantan di areal hutan yang telah terbakar

Kawasan tersebut, rupanya jadi habitat bagi hewan asli Pulau Kalimantan, Bekantan. Ya, hewan yang kian langka itu rupanya juga tinggal di kawasan yang kini sudah dikelilingi permukiman dan tak jauh dari Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru.

Hal ini terungkap saat sejumlah warga setempat mendapati seekor bekantan yang terjebak api kebakaran lahan, Minggu (4/10/2015) sore semalam.

Bekantan tersebut rupanya terpisah dari koloninya, dan kebingungan saat api mengepung hutan yang jadi rumah mereka selama ini.

Oleh warga, bekantan tersebut lantas diserahkan ke Polsek Banjarbaru Barat untuk diamankan lantas diserahkan ke Seksi II BKSDA Banjarbaru.
Kepala Seksi BKSDA II Banjarbaru Ridwan membenarkan terkait hal tersebut. Ia menjelaskan sudah melepasliarkan bekantan tersebut ke Pulau Bakut, Senin (5/10/2015) pagi.



Saat ditemukan, jelas Ridwan kondisi bekantan dalam kondisi baik. Ia mengatakan bekantan tersebut kemungkinan besar bingung lantaran terpisah dari rekan-rekannya saat terjadi kebakaran lahan
"Secara umum kondisi bekantan tersebut sehat, tidak ada luka. Kami lepasliarkan ke Pulau Bakut yang memang jadi pusat konservasi bekantan," jelasnya.

Soal keberadaan binatang langka asli Pulau Kalimatan ini, Ridwan tak menampik memang ada koloni kecil di hutan semak kawasan Tegal Arum, dekat Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru.
"Data kami, jumlahnya ada sekitar 20 ekor. Di sana, bekantan bisa hidup karena memang ada banyak pohon rambai yang jadi makanannya," katanya lagi.

Sejauh ini, baru satu laporan soal bekantan yang jadi 'korban' kebakaran lahan di kawasan tersebut.
Namun, di kawasan hutan wilayah Lianganggang sempat dua kali dilaporkan adanya satwa imut yang dijadikan patung maskot Kota Banjarmasin menjadi 'korban' kebakaran lahan.

"Langsung kita lepasliarkan juga ke habitat aslinya. Kondisinya juga cukup bagus. Yang parah adalah laporan di Tapin dimana bekantannya sampai mengalami luka bakar," katanya.

Baca artikel aslinya di : Banjarmasinpost

Bekantan Wildlife Rescue

Berikut adalah dokumentasi kegiatan Bekantan Wildlife Rescue (BWR)
Tim Khusus Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) yang dibentuk untuk mengevakuasi
dan menyelamatkan Bekantan (Proboscis Monkey) dan hewan-hewan terancam punah
lainnya

Kunjungi dan gabung di facebook kami Bekantan Wildlife Rescue
Mari bersama selamatkan Bekantan dari Kepunahan

BEN, Bekantan korban kebakaran hutan yang di evakuasi oleh Tim BWR
Saat di Kandang Karantina

Proses Penyerahan Satwa Kepada Tim "Bekantan Wildlife Rescue"
untuk direhabilitasi dan dilepasliarkan kembali

Pemindahan Kandang Evakuasi ke mobil BWR


Proses Pemindahan Bekantan ke Mobil BWR Untuk di lepasliarkan
Menuju Lokasi Pelepasliaran Bekantan

Evakuasi Bekantan 



Pelepasliaran Bekantan







Titik, Bekantan korban kebakaran lahan Di sekitar RSJD Sambang Lihum
Kondisinya yang cukup kritis mengharuskannya di rawat intensif

Titik, Bekantan korban kebakaran lahan Di sekitar RSJD Sambang Lihum
Kondisinya yang cukup kritis mengharuskannya di rawat intensif

Titik, Bekantan korban kebakaran lahan Di sekitar RSJD Sambang Lihum
Kondisinya yang cukup kritis mengharuskannya di rawat intensif

Pondok Kerja di Pusat Penyelamatan Bekantan Pulau Bakut

Release Bekantan di Pusat Penyelamatan Bekantan

Release Leopard Cat


Minggu, 04 Oktober 2015

SBI Gelar Aksi Bersih-Bersih Pulau Bakut

Bekantan.org - Banyaknya sampah yang di Pulau Bakut membuat Sahabat Bekantan Indonesia(SBI) prihatin. Keberadaan sampah yang umumnya adalah limbah rumah tangga ini tampak berserakan terutama pada bagian yang berada segaris dengan tepi Jembatan Barito. Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa sampah-sampah ini memang dibuang dengan cara dilempar dari atas jembatan. 

Tidak hanya sampah organik dan plastik seperti pampers, bungkus makanan dan minuman, bungkus sabun, dan gelas/botol air mineral  yang mendominasi tetapi juga sampah barang pecah belah serta pecahan kaca seperti pecahan botol dan gelas. 




Kantong-kantong palastik berisi sampah  juga tampak "menghiasi" pohon-pohon rambai yang merupakan pakan utama populasi Bekantan di kawasan ini. Hal ini semakin menguatkan bahwa sampah-sampah tersebut memang dibuang dari atas sehingga sebagian ada yang tersangkut.

Selain membuat mata "sakit", keberadaan sampah-sampah ini dikhawatirkan dapat mencemari habitat Bekantan Pulau Bakut, Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) bersama-sama komunitas dan masyarakat peduli lingkungan menggelar aksi bersih-bersih Pulau Bakut. Tentunya SBI sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada komunitas dan relawan yang mengikuti kegiatan ini antara lain AKP UntungWidodo, dkk dari Satpolair Polresta Banjarmasin, Masyarakat Peduli Sungai (Melingai), Mapala STIENAS Banjarmasin, Mapala UNISKA,  Zulfa Asma Vikra anggota DPRD Kalsel,  mahasiswa UNS dan UNPAD, dan tidak ketinggalan tentunya Duta Bekantan dan Duta Air.

Berbekal Kantong Sampah dan perlengkapan lainnya, mereka menyisir dan mengambil sampah yang sebagian tampak mulai terbenam diantara semak-semak. Meski harus berurusan dengan sampah, relawan tampak bersemangat. Mereka rela memunguti sampah yang terkadang harus berurusan dengan duri semak-semak sejenis putri malu, bahkan memanjat untuk mengambil sampah yang tersangkut.

Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam ini berhasil mengumpulkan lebih dari 25 kantong sampah dan jumlah tersebut hanya sepersekian persen saja dari jumlah sampah yang ada di kawasan Pulau Bakut, karenanya kegiatan ini rencananya akan digelar rutin dan berkelanjutan hingga Pulau Bakut benar-benar bebas dari sampah (mj).



Rabu, 30 September 2015

Kondisi Ben Semakin membaik

Bekantan.org - Kondisi Ben, anak Bekantan berjenis kelamin jantan yang berhasil diselamatkan tim Bekantan Wildlife Rescue dari kebakaran hutan dan lahan di Sungai Rutas Kabupaten Tapin kini semakin membaik. 

Selain luka-luka bakar yang sudah sembuh, stresnya juga sudah berkurang hal ini terlihat dari lincahnya aktifitas Ben dan lahapnya Ia makan. Saat ini Ben masih dalam pengawasan tim Bekantan Wildlife Rescue di karantina rehabilitasi sampai siap dilepasliarkan kembali.

Ben hanyalah salah satu diantara korban. Kebakaran hutan dan lahan tidak hanya menyumbang "racun" bagi pernapasan tetapi juga telah membunuh entah berapa ratus atau bahkan ribuan populasi satwa baik reptil, amphibi, aves bahkan mamalia.

Mari cegah kebakaran hutan dan lahan dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak membakar ladang, dan memastikan sumber api sudah dipadamkan saat meninggalkan perkemahan.

Rabu, 23 September 2015

Menyelamatkan Monyet Belanda (Bekantan) Di Kalimantan

Menyelamatkan monyet belanda atau bekantan (Nasalis larvatus Wurmb) sangat tergantung pada kondisi habitat yang merupakan sumber pakannya. Mengingat bahwa pakan bekantan banyak tersimpan di hutan bakau, maka penyelamatan bakau akan sekaligus dapat menyelamatkan bekantan. Dalam program kelestarian bekantan, diperlukan informasi perilaku dan faktor lingkungan habitat yang mendukung terhadap kebutuhan pakan dan keamanan dari perburuan.

Berdasarkan data IUCN Red Data Book of Endangered Species (2008) status konservasi bekantan adalah Endangered dan berdasarkan CITES, bekantan dikelompokkan dalam Appendix I. Sebagai salah satu keanekaragam hayati hutan tropis Indonesia, bekantan perlu diselamatkan. Rehabilitasi dan restorasi habitat, konservasi eksitu dan peningkatan kepedulian masyarakat adalah program konservasi yang harus dilakukan.

Bekantan adalah satwa endemik Kalimantan. Bekantan adalah jenis satwa dengan klasifikasi, ordo Primata, famili Cercophitecidae, dan sub-famili Colobinae. Bekantan hidup dalam habitat terbatas pada hutan bakau, hutan di sekitar sungai dan habitat rawa gambut yang sebagian telah terdegradasi oleh berbagai aktivitas manusia.

Degradasi hutan lahan basah sebagai habitat bekantan serta perburuan liar, telah menurunkan populasi bekantan sampai 90% dalam 20 tahun terakhir.

Untuk mengatasi permasalah habitat dan penurunan populasi bekantan, program-program konservasi yang harus dilakukan adalah:
1) Inventarisasi sebaran, habitat, dan populasi bekantan; 
2) Rehabilitasi dan restorasi habitat yang potensial; bagi pengembangan populasi bekantan; 
3) Pengembangan tingkat kepedulian masyarakat dalam melakukan konservasi sempadan sungai dan satwa; 
4) Pengaturan penggunaan sungai sebagai alat transportasi, pencegahan masuknya limbah ke sungai, dan restorasi hutan sempadan sungai sebagai habitat bekantan; 
5) Pengembangan konservasi ex-situ; 
6) Pengembangan wisata alam dengan objek bekantan sebagai upaya peningkatan nilai ekonomi bagi masyarakat lokal serta konservasi sungai dan 
7) Peningkatan peran kelembagaan pengelolaan kawasan hutan yang terkait dengan pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan.

Data sebaran populasi sangat diperlukan untuk menentukan status konservasi dan program prioritas penyelamatannya. Inventarisasi sebaran populasi juga terkait dengan program rehabilitasi, restorasi dan pemanfaatan kawasan sebagai objek wisata alam

Banjarmasin Trade Expo 2015 : Stand SBI Ramai Di Kunjungi

Partisipasi Sahabat Bekantan Indonesia di Banjarmasin Trade Expo 2015 berhasil menarik perhatian pengunjung. Tidak hanya dari kalangan masyarakat biasa, bahkan sejumlah tokoh banua juga menyambangi stand SBI.



Banjarmasin Trade Expo diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi ke-489 Kota Banjarmasin. Event ini  dibuka oleh Penjabat Wali Kota Banjarmasin  HM. Thamrin dihadiri Pimpinan Umum Banjarmasin Post Grup Pangeran H. Rusdi Efendi, Danlanal Banjarmasin Kolonel Laut (P) Haris Bima Bayuseto, Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Drs. H. Agus Surono, M.Si, serta pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Banjarmasin pada Senin (14/09/2015).


Kegiatan yang digelar di Area Gedung Menara Pandang Kota Banjarmasin ini  di ikuti oleh 60 stand salah satunya adalah Stand Sahabat Bekantan Indonesia. Adapun tujuan partisipasi SBI di even ini adalah untuk mensosialisasikan perlindungan Bekantan maskot Provinsi Kalimantan Selatan kepada masyarakat serta memperkenalkan beberapa program yang di laksanakan oleh Sahabat Bekantan Indonesia salah satunya yaitu Bekantan Ecotour.