River Safari Cruis

Bekantan are native to the wetland forest. They are living among trees. So while on river safari cruise.

Summer course Program

Proboscis monkey conservation in Bekantan Research Station Curiak Island South Kalimantan

Donation for Bekantan Conservation

WA 0812 5826 2218 (SBI Official) | Paypal ID Saveproboscismonkey| BNI ACC 0339933396

Observation

Observation Proboscis Monkey Habitat in Curiak Island South Kalimantan

Endangered Species

Support and Help Amalia Rezeki and Her SBI Foundation For Bekantan Conservation in South Kalimantan - Indonesia

Senin, 11 Februari 2019

Tulang Pinggul Tergeser, Bekantan Ini Harus Menerima 10 Jahitan

PROKAL.COYayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) berupaya menyelamatkan seekor bekantan agar pulih dari cederanya. Satwa Liar Maskot Banua itu telah mengalami musibah kecelakaan tertabrak pengendara ketika menyeberang Jalan Trans Kalimantan Handil Bakti, Batola, Rabu (6/2).
Kondisi awal bekantan tanpa nama ini terlihat lesu dan hanya bisa terbaring. Ketua SBI, Amelia Rizki menjelaskan berdasarkan arahan BKSDA Kalsel, pihaknya langsung membawanya untuk dilakukan tindakan medis. Ketika pemeriksaan dokter, bekantan tersebut didiagnosis dislokasi atau pergeseran tulang pinggul, sehingga mengalami lumpuh.





"Ada beberapa luka robek di kaki dan di bahu. Terpaksa diberikan tindakan bedah minor, luka hewan itu harus ditutup 10 jahitan," beber Amelia.
Akibat kecelakaan, bekantan jantan tersebut mengalami pembekakan abdomen. Perutnya mengalami kembung melebihi batas normal. Dikhawatirkan ada pembekakan di dalam.
"Menurut dokter akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memulihkan pergeseran pinggulnya itu," ujarnya.
Menurut Amelia, respons bekantan kemarin pagi cukup bagus. Sudah bisa makan walaupun perlu bantuan. Kenapa? Jangankan makan, duduk saja tidak bisa. Tulang pinggulnya masih lemah dan tak bisa duduk dengan baik.
"Alhamdulillah siang tadi nafsu makan lebih baik lagi, dan mulai aktif. Kami masih menunggu arahan BKSAD untuk tindakan apa selanjutnya," tuturnya.
Amelia ingat sebenarnya kasus bekantan tertabrak seperti ini cukup sering terjadi. Namun tak separah seperti ini. Di kawasan Handil Bakti ada beberapa titik kawasan tempat bekantan itu. Posisi mereka terjebak oleh pemukiman.
"Memang habitat bekantan sudah sangat terdesak. Mereka banyak migrasi karena mengalami traumatik atau stres sehingga berani menyeberangi jalan dalam kondisi lalu lintas ramai," jelasnya.
Sejatinya satwa liar seperti ini melihat manusia saja sudah berpikir untuk kabur. Mereka menghindar sedini mungkin agar tidak kontak dengan manusia.
Ketika terpaksa masuk ke pemukiman untuk migrasi berarti sudah sangat terdesak. Disebutnya, habitat bekantan terpantau saat ini di kawasan Handil Bakti hanya satu kelompok. Berjumlah 7 hingga 10 ekor. Sebelumnya dua kelompok.
"Bekantan ini sangat sensistif. Selain kasus tertabrak ini, ada juga bekantan yang tersengat aliran tegangan tinggi. Jumlahnya ada 5 kasus, satu tewas dan sisanya masih bisa selamat. Temuan-temuan itu kami tindak lanjuti dari informasi masyarakat melalui media sosial, telepon, dan lainnya," tambahnya.(at/dye)