BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Beberapa waktu lalu, warga Jalan Bawang Putih Kelurahan Sungai Andai, Banjarmasin Utara dihebohkan dengan penemuan seekor lutung kelabu tersengat listrik.
Menjadi perhatian, hewan yang biasa disebut Hirangan itu langsung tewas di tempat dan meninggalkan satu ekor anaknya
Diketahui anak lutung di beri nama Batih tersebut masih berusia lebih kurang satu bulan, beruntung saat ini Batih sudah di evakuasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel.
Menyikapi hal tersebut, Pemerhati hewan primata, Amalia Rezeki mengungkapkan rasa prihatinnya.
Sebab menurutnya hal tersebut merupakan tanda, bahwa daya dukung pakan dan habitat yang sangat terbatas, atau kualitas habitat asal mereka telah rusak.
Sehingga menyebabkan primata malang itu mulai masuk ke pemukiman warga, untuk mencari makan atau habitat barunya.
"Sehingga primata itu mau tidak mau, terpaksa harus melakukan migrasi," kata Founder Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) tersebut. Sabtu (12/6/2021).
Amalia mengatakan, tak jarang kondisi itu membuat terjadinya konflik di tengah-tengah masyarakat.
Sehingga menurutnya perlu adanya edukasi secara berkelanjutan, sebagai satu langkah mengantisipasi terjadinya konflik.
"Edukasi bisa dalam bentuk pemasangan plang berisi himbauan atau larangan, atau juga informasi mengenai keberadaan primata," ujarnya.
Selain itu juga menurut Amalia manusia bisa membantu mempertahankan populasi primata, dengan cara relokasi, namun hal itu tidak mudah.
"Banyak persiapan yang harus dilakukan, dari tim rescue hingga tim medis. Belum lagi prasarana yang dipersiapkan, kemudian pertimbangan lokasi setelah upaya relokasi," jelasnya.
Di Banjarmasin sendiri, jelas Amalia sudah cukup sulit untuk mencarikan tempat relokasi, mengingat mayoritas kawasan di ibukota Kalsel sudah menjadi kota metropolitan.
"Kalaupun ada kawasan yang masih hijau, biasanya sudah dimiliki perorangan atau developer perumahan peruntukan pemukiman," tambahnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi)
Foto : Sahabat Bekantan Indonesia