River Safari Cruis

Bekantan are native to the wetland forest. They are living among trees. So while on river safari cruise.

Summer course Program

Proboscis monkey conservation in Bekantan Research Station Curiak Island South Kalimantan

Donation for Bekantan Conservation

WA 0812 5826 2218 (SBI Official) | Paypal ID Saveproboscismonkey| BNI ACC 0339933396

Observation

Observation Proboscis Monkey Habitat in Curiak Island South Kalimantan

Endangered Species

Support and Help Amalia Rezeki and Her SBI Foundation For Bekantan Conservation in South Kalimantan - Indonesia

Minggu, 11 Juli 2021

Lutung Tersengat Listrik

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN -  Beberapa waktu lalu, warga Jalan Bawang Putih Kelurahan Sungai Andai, Banjarmasin Utara dihebohkan dengan penemuan seekor lutung kelabu tersengat listrik.

Lutung dan anaknya

Menjadi perhatian, hewan yang biasa disebut Hirangan itu langsung tewas di tempat dan meninggalkan satu ekor anaknya

Diketahui anak lutung di beri nama Batih tersebut masih berusia lebih kurang satu bulan, beruntung saat ini Batih sudah di evakuasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel.

Menyikapi hal tersebut, Pemerhati hewan primata, Amalia Rezeki mengungkapkan rasa prihatinnya.

Sebab menurutnya hal tersebut merupakan tanda, bahwa daya dukung pakan dan habitat yang sangat terbatas, atau kualitas habitat asal mereka telah rusak.

Sehingga menyebabkan primata malang itu mulai masuk ke pemukiman warga, untuk mencari makan atau habitat barunya.

"Sehingga primata itu mau tidak mau, terpaksa harus melakukan migrasi," kata Founder Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) tersebut. Sabtu (12/6/2021).

Amalia mengatakan, tak jarang kondisi itu membuat terjadinya konflik di tengah-tengah masyarakat.

Sehingga menurutnya perlu adanya edukasi secara berkelanjutan, sebagai satu langkah mengantisipasi terjadinya konflik.

"Edukasi bisa dalam bentuk pemasangan plang berisi himbauan atau larangan, atau juga informasi mengenai keberadaan primata," ujarnya.

Selain itu juga menurut Amalia manusia bisa membantu mempertahankan populasi primata, dengan cara relokasi, namun hal itu tidak mudah.

"Banyak persiapan yang harus dilakukan, dari tim rescue hingga tim medis. Belum lagi prasarana yang dipersiapkan, kemudian pertimbangan lokasi setelah upaya relokasi," jelasnya.

Di Banjarmasin sendiri, jelas Amalia sudah cukup sulit untuk mencarikan tempat relokasi, mengingat mayoritas kawasan di ibukota Kalsel sudah menjadi kota metropolitan.

"Kalaupun ada kawasan yang masih hijau, biasanya sudah dimiliki perorangan atau developer perumahan peruntukan pemukiman," tambahnya. 

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi)

Foto : Sahabat Bekantan Indonesia



Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021, Pelestari Bekantan Ini Dapat Dua Penghargaan

BANJARMASIN POST.CO.ID -  Di momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 ini, kembali sang pelopor pelestari bekantan, yang juga dosen muda Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Amalia Rezeki meraih penghargaan pejuang konservasi bekantan.

Amalia rezeki

Kali ini Amel, panggilan akrabnya, mendapatkan dua penghargaan sekaligus yakni dari Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA berupa Apresiasi  Sasangga Banua Pada Pejuang Lingkungan Hidup Pelestari Bekantan dan Penghargaan Pelopor Konservasi Bekantan yang diserahkan oleh Hj Noomiliyani AS, SH, Bupati Barito Kuala (Batola)

“Saya sangat terharu dan bersyukur mendapat apresiasi dari pemerintah daerah ini. Walaupun sebelumnya saya telah menerima penghargaan yang sama secara nasional dan juga internasional. Tapi apresiasi ini sangat berkesan dan menyentuh bagi saya, yang mendapat perhatian dari pemerintah daerah saya sendiri," kata kandidat doktor dibidang konservasi Bekantan ini, Senin (7/6/2021).

BANJARMASIN POST.CO.ID -  Di momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 ini, kembali sang pelopor pelestari bekantan, yang juga dosen muda Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Amalia Rezeki meraih penghargaan pejuang konservasi bekantan.

Kali ini Amel, panggilan akrabnya, mendapatkan dua penghargaan sekaligus yakni dari Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA berupa Apresiasi  Sasangga Banua Pada Pejuang Lingkungan Hidup Pelestari Bekantan dan Penghargaan Pelopor Konservasi Bekantan yang diserahkan oleh Hj Noomiliyani AS, SH, Bupati Barito Kuala (Batola)

“Saya sangat terharu dan bersyukur mendapat apresiasi dari pemerintah daerah ini. Walaupun sebelumnya saya telah menerima penghargaan yang sama secara nasional dan juga internasional. Tapi apresiasi ini sangat berkesan dan menyentuh bagi saya, yang mendapat perhatian dari pemerintah daerah saya sendiri," kata kandidat doktor dibidang konservasi Bekantan ini, Senin (7/6/2021).

Seperti diketahui sejak 2013 yang waktu itu Amel masih sebagai mahasiswa, sudah aktif terjun ke dunia pelestarian lingkungan dan kemudian.

Baru tahun 2016 ia mendirikan lembaga konservasi bekantan dengan diawali upaya rescue si Monyet Berhidung Mancung ini, yang juga dikenal sebagai maskot provinsi Kalimantan Selatan. 

Sudah cukup banyak bekantan yang direscue dan setelah dirawat, kemudian dilepas liarkan kembali olehnya bersama BKSDA Kalsel, sebuah lembaga pemerintah dibawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang menaungi kegiatannya dibidang konservasi.

Kini, Amel yang merupakan pendiri Yayasan Sahabat Bekantan itu, telah membangun Stasiun Riset Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah dikawasan Pulau Curiak, Barito Kuala yang keberadaannya cukup mendunia. 

“Adapun tujuan didirikannya Stasiun Riset Bekantan, adalah untuk kegiatan riset dan upaya melestarikan bekantan terhadap degradasi populasi bekantan, terutama diluar kawasan konservasi. Karena habitat bekantan diluar kawasan konservasi sangat rentan dari kerusakan habitat, akibat alih fungsi lahan, kebakaran hutan dan perburuan liar," katanya.

Disamping itu Amel bertekat mendukung kampusnya, Universitas Lambung Mangkurat,  menjadi pusat riset bekantan dan ekosistem lahan basah didunia.

Serta menjadikan Kalsel sebagai destinasi ekowisata bekantan dunia, untuk menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

Sementara itu, Prof Dr H Sutarto Hadi, MSc, MSi, Rektor Universitas Lambung Mangkurat, sangat mengapresiasi dosen muda berprestasi nya, yang telah menghasilkan karya-karya luar biasa, baik dibidang konservasi maupun riset lahan basah termasuk pengabdian masyarakat.

“Alhamdulillah, aksi nyata yang jelas dan terbukti. Insya Allah penghargaan yang diterima barokah dan membawa kebaikan bagi kita semua. Terus semangat dan berkarya untuk almamater dan negeri ini. Terimakasih kontribusinya Amel dan tim dari SBI yang berkolaborasi dengan ULM dalam mengimplementasikan Tridharma Perguruan tinggi dengan baik,” tutur Sutarto.


Fakultas Kehutanan ULM tanam mangrove rambai untuk habitat bekantan

Banjarmasin (ANTARA) - Program Pascasarjana Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melakukan penanaman bibit mangrove rambai untuk habitat bekantan yang merupakan maskot fauna Lokasi penanaman kali ini pada areal konservasi di Pulau Curiak, pesisir Sungai Barito di Kabupaten Barito Kuala,"  kata Dr Abdi Fithria selaku ketua tim penanaman, Sabtu.

Tanam Rambai

Dijelaskan dia, kegiatan tersebut menyertakan para mahasiswa yang didampingi dosen pengampu mata kuliah Konservasi Flora-Fauna. Hal ini dimaksudkan agar program studi kehutanan dapat lebih mengambil andil dalam kegiatan pelestarian lingkungan flora dan fauna yang ada di Kalimantan Selatan. Selain itu juga memberikan pengalaman dan juga membuka hubungan kerja sama dengan organisasi

Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) ke depannya bisa saling bekerja sama dalam pelestarian wilayah konservasi bekantan yang merupakan hewan endemik pulau Kalimantan tersebar di hutan bakau, rawa dan hutan pantai.

Abdi menjelaskan lahan konservasi mangrove rambai menjadi salah satu makanan pokok bekantan. Disamping itu, mangrove rambai juga berfungsi mencegah erosi pada bantaran sungai dan membantu agar air laut yang pasang tidak masuk ke persawahan warga di dekat wilayah konservasi.

Diungkapkan dia pula, luas lahan untuk konservasi bekantan terutama sebagai wilayah ekosistem sangatlah kurang. Untuk itu, perlunya konservasi lahan mangrove untuk keberlangsungan kehidupan dari jenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan itu.

Diakui Abdi, perhatian dari masyarakat umum untuk membantu lahan konservasi bekantan juga terbilang minim. Termasuk kurangnya minat kaula muda untuk membantu baik sebagai relawan ataupun juga anggota dari Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) untuk membangun wilayah konservasi tersebut.

Diketahui selama ini SBI harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan swasta untuk membeli lahan-lahan warga yang berada di bantaran Sungai Barito sekitar Pulau Curiak yang menjadi wilayah konservasi bekantan. Perusahaan membeli lahan untuk menyandarkan kapal-kapal pengangkut batubara.

Amalia Rezeki selaku founder SBI foundation mengatakan pihaknya melakukan penggalangan dana yang secara mandiri, urun dana hingga adanya bantuan dari berbagai pihak untuk bisa menebus lahan agar menambah luas areal konservasi bekantan.

"Selain bekantan, banyak hewan yang hampir punah juga hidup di kawasan Pulau Curiak. Di antaranya elang jawa, elang brontok, elang tikus dan berbagai jenis burung air serta reptil yang berada di lingkungan Sungai Barito," katanya.

Artikel  : Antaranews

Foto : Sahabat Bekantan Indonesia