SAHABAT BEKANTAN INDONESIA ( PENYELAMATAN & KONSERVASI BEKANTAN DI KALIMANTAN SELATAN )
" Ada dua hal yang perlu diwariskan kepada anak cucu kita ; Ilmu pengetahuan dan kelestarian alam. Kita semua harus bergerak menyelamatkan tumbuhan dan satwa liar ". (Joko Widodo - Presiden RI)
Bekantan adalah primata endemik Pulau Kalimantan yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah RI, Nomor 7 tahun 1999, dan masuk dalam daftar merah Lembaga Konservasi Internasional - International Union for Conservation of Nature and Natural Resources ( IUCN ) dan Appendix I CITES ( Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora ). Disamping itu bekantan merupakan fauna identitas " Maskot " kebanggan Provinsi Kalimantan Selatan.
Alih fungsi lahan, kebakaran hutan, perburuan serta perdagangan liar telah membuat bekantan diambang kepunahan, bahkan pada sebagian kawasan telah terjadi kepunahan lokal. Setiap satu dekade terjadi penurunan hingga 50% dari jumlah populasinya.
Dalam rangka mendukung dan membantu program pemerintah dibidang pelestarian bekantan, serta pengembangan pariwisata, khususnya ekowisata di Kalimantan Selatan
Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia ( SBI ) sebuah lembaga non profit yang didirikan oleh Amalia Rezeki seorang biologist conservation yang juga dosen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin - Indonesia, bersama rekan-rekannya yang bermitra dengan Universitas Lambungmangkurat dalam bidang Penelitian, Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat serta dibawah binaan Kementerian Negara Lingkungan Hidup Dan Kehutanan melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA ) Kalimantan Selatan, membangun Pusat Penyelamatan Bekantan, yang bergerak dibidang ;1. Sosialisasi & Edukasi Pelestarian Bekantan, 2. Rescue & Evakuasi Bekantan, 3. Rehabilitasi Bekantan, 4. Perbaikan Habitat Bekantan, dan 5. Program pelepasliaran bekantan ke habitatnya. 6. Laboratorium Riset Bekantan yang pertama di Indonesia, bahkan didunia.
Yang kemudian dalam rangka mendukung program pemerintah dibidang pariwisata serta meningkatkan Perekonomian Masyarakat, PAD serta Devisa Negara, SBI bersama BKSDA Kalsel mengembangkan kegiatan dibidang Ekowisata Konservasi Bekantan di Kalimantan Selatan, dan telah dilaunching oleh Walikota Banjarmasin, yang dihadiri oleh Perwakilan Pemerintah Provinsi Kalsel, Ketua DPRD Kalsel, BKSDA Kalsel, Rektor ULM serta tokoh masyarakat dan undangan lainnya, pada tanggal 27 Maret 2016. Dengan didukung oleh jaringan relawan serta ekspert konservasi dari luar negeri. Akhirnya gaung tentang keberadaan Pulau Bakut sebagai kawasan ekowisata konservasi bekantan mulai mendunia. Untuk itu kemudian SBI membangun kemitraan dengan berbagai pihak, dalam turut mendukung pengembangan kawasan tersebut. Namun demikian harapan SBI, perlu adanya dukungan semua stake holder yang ada terutama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, untuk turut bersama-sama dalam mengembangkan kawasan Pulau Bakut sebagai kawasan perlindungan dan pelestarian bekantan maskot kebanggaan provinsi Kalimantan Selatan tersebut, serta pengembangan potensi ekowisatanya yang mulai diminati wisatawan dunia. Saat ini SBI telah membangun jaringan diempat negara, seperti Prancis, Jerman, Kanada dan Australia dalam mempromosikan ekowisata konservasi bekantan sebagai salah satu andalan pariwisata nasional yang telah dicanangkan Presiden RI.