River Safari Cruis

Bekantan are native to the wetland forest. They are living among trees. So while on river safari cruise.

Summer course Program

Proboscis monkey conservation in Bekantan Research Station Curiak Island South Kalimantan

Donation for Bekantan Conservation

WA 0812 5826 2218 (SBI Official) | Paypal ID Saveproboscismonkey| BNI ACC 0339933396

Observation

Observation Proboscis Monkey Habitat in Curiak Island South Kalimantan

Endangered Species

Support and Help Amalia Rezeki and Her SBI Foundation For Bekantan Conservation in South Kalimantan - Indonesia

Sabtu, 24 Desember 2016

20 Times Evacuated Bekantan

Banjarmasin, South Kalimantan (Antaranews Kalimantan) - Environmentalist organization Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) had about 20 times evacuated proboscis during 2015 and up to April 2016.
"Some 12 bekantan (proboscis) have been released, seven are being treated, but the other three could not be saved due to serious burns," said SBI Chairman Amalia Rezeki in Banjarmasin on Wednesday.
She said the seven proboscis monkeys still in treatment, including two proboscis newly taken from the village of Sungai Kali, Barito Kuala (Batola), after previously rescued by SBI and South Kalimantan Natural Resources Conservation Agency (BKSDA).

SBI hopes a mother and a baby proboscis in treatment to be immediately released considering bekantan better adapt and undergo stress recovery process in nature, because medically no serious injuries found.

As is known, proboscis monkeys are protected animals under the Wild Animals Protection Ordinance 1931 No. 134 and No. 266 in conjunction with Law No. 5 of 1990.

Based on international conservation organizations, proboscis are included in the IUCN red list. Proboscis categorized under threat, because these wildlife populations are on the verge of extinction.
They sustainability increasingly threatened by the increasing proliferation of land use changes and habitat made narrower.

The condition is exacerbated by poaching and illegal wildlife trade. That led to the long-nosed monkey population dwindling, added Amalia who also known as a young lecturer at the University of Lambung Mangkurat.

According to Amalia based on study in 1987, the population of proboscis in Kalimantan island reached 250,000 and 25,000 of which were in protected areas (MacKinnon, 1978).

The population was then dropped sharply in 1995 to about 114,000 head and left only 7,500 in the conservation area (Bismark, 1995). This means that within the last ten years the population of proboscis monkeys in Kalimantan was reduced by about 50 percent.

Meanwhile, in South Kalimantan a research conducted by BKSDA in 2013 found bekantan amounted to only about 3,600 to five thousand.

With the rise of land use, trade in wildlife and forest fires, their population is expected declines very drastic.

Pewarta: Hasan Zainuddin
edited by mahdani

Sabtu, 08 Oktober 2016

DONATION PROGRAM

Sahabat Bekantan Program is a program of Sahabat Bekantan Indonesia Foundation to raise funds from society to increase awareness of protection and conservation of proboscis monkey. As we know, proboscis monkey is the endemic animal that is protected by the government, because proboscis monkey is listed by IUCN as endangered species and categorized by CITES as Apendix 1. Every year the proboscis monkey population decrease due the habitat loss, forest fire and illegal trade.

Everybody can join us, just for IDR 100.000 per month of donation. Every donation will used for proboscis monkey conservation activities in short and longterm, such as rescue, patrol area, education about proboscis monkey conservation and restoration of their habitat.

Every donors that has joined us will get a merchandise and bekantan news bulletin every 2 months, and an appreciation certificate of proboscis monkey conservation.
Donation transfer through Bank account of BNI - 0339933396 - Sahabat Bekantan Indonesia

PROGRAM INTERNSHIP - Mahasiswi TU Dresden Jerman Ikuti Internship Di SBI

Sahabat Bekantan Indonesia - Pusat Studi & Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia - Universitas Lambung Mangkurat Bangun Kemitraan Dengan TU Dresden University Germany.



Dalam rangka penelitian pengembangan ekosistem lahan basah, untuk konservasi bekantan (Nasalis larvatus) yg merupakan primata endemik Kalimantan dan juga ikon provinsi Kalimantan Selatan yang saat ini keberadaannya terancam punah oleh kerusakan hutan, terutama hutan lahan basahnya yang menjadi habitat utama bekantan.
Baru- baru ini Pusat Studi & Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia - Universitas Lambung Mangkurat ( ULM ) melalui Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) bangun kemitraan dengan TU Dresden University Germany. Melalui program internship, TU Dresden University mengirimkan mahasiswinya untuk magang, sekaligus meneliti bekanta di Pusat Penyelamatan Bekantan di bawah naungan Pusat Studi &
Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia melalui Sahabat Bekantan Indonesia yang merupakan binaan Universitas Lambung Mangkurat, sejak 5 - 30 September 2016.

" Kemitraan yang kami bangun dengan TU Dresden University - Germany, terutama program internship ini juga merupakan bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi, baik dibidang Pendidikan, Penelitian maupun Pengabdian Masyarakat. Saat ini kami menerima mahasiswi TU Dresden University yang melakukan magang, dan menjadi asisten dosen di Laboratorium Biologi ULM serta Laboratorium Riset Bekantan di Pusat Penyelamatan Bekantan ", kata Amalia Rezeki, S.Pd., M.Pd., Ketua Pusat Studi & Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia, yang juga dosen Fakultas Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat.

Mary Ann Bellinda Davenport - mahasiswi cantik dari fakultas biologi TU Dresden University ini selama satu bulan berada di Universitas Lambung Mangkurat dan  Pusat Penyelamatan Bekantan. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. H. M. Arief Soendjoto, M.Sc., selaku penasehat Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia yang juga Guru Besar dari Universitas Lambung Mangkurat, serta  Prof.Dr.Klaus Reinhardt - Guru besar fakultas biologi TU Dresden University - Germany. Pada kesempatan ini Mary juga melakukan penelitian tentang bekantan dengan judul " A Comparison of Daily Activity of Proboscis Monkeys in Conservation Area Bakut Island and in Sahabat Bekantan Indonesia Rehabilitation Center ". 

Sementara itu Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si.,M.Sc,sangat menyambut baik atas kemitraan yang dibangun selama ini oleh Pusat Studi & Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia dengan pihak perguruan tinggi di luar negeri, seperti dengan TU Dresden University, yang merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Jerman melalui program internship ini, sesuai dengan program Tridharma Perguruan Tinggi  Universitas Lambung Mangkurat. Harapan kedepan ini bisa lebih ditingkatkan lagi, sekaligus dapat dijadikan salah satu kredit poin dalam peningkatan akreditasi ULM kita yang sedang berlangsung.

Sejak didirikan tahun 2013 lalu Pusat Studi & Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia melalui Program Pengembangan Ekosistem Lahan Basah dalam Rangka konservasi Bekantan di Kalimantan Selatan telah menerima lebih kurang 50 orang asing dari berbagai perguruan tinggi di luar negeri melalui program internship maupun volunteer. Pada umumnya mereka dari Australia, Kanada, Inggris, Amerika, Perancis dan Jerman

Sabtu, 20 Agustus 2016

SBI Peringati Hari Konservasi Tahun 2016

Bekantan.org - Dalam Rangka memperingati Hari Konservasi, 10 Agustus 2016 - Pk. 10.00 - 16.00 Wita. Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia, menyelengarakan kegiatan Dialog Interaktif " Konservasi Bekantan " bersama Kompas TV di ruang terbuka Pusat Penyelamatan Bekantan. Pembicara dr Kementerian L&H - BKSDA Kalsel, SBI & Pemerhati Konservasi dari Kanada serta Australia.
Dialog interaktif Konservasi Bekantan
Penanaman Pohon Rambai


Pelepasliaran Satwa dilindungi
Selain kegiatan dialog interaktif, peringatan hari konservasi ini juga di isi dengan beberapa kegiatan lainnya seperti pemaparan hasil penelitian Bekantan di Pulau Bakut dan Pulau Curiak, Penanaman Pohon Rambai serta Pelepasliaran satwa dilindungi.

Selasa, 14 Juni 2016

Lagi, Bekantan di Bunuh dan dipertontonkan

Bekantan.org - Belum hilang dari ingatan kita kasus Novtamaputra yang mendapat kecaman dari masyarakat khususnya pengguna media sosial lantaran mengunggah foto seekor Bekantan hasil buruan di akun instagramnya. 


Kini kasus serupa kembali terjadi, pemilik akun facebook Uchu 'adam Doang mengunggah foto seekor Bekantan yang diduga hasil buruan. Dalam foto tersebut tampak beberapa orang sedang berfoto dengan seekor Bekantan yang diperkirakan sudah mati. 


Seperti dilansir dari newsdetik.com, belakangan diketahui ke enam orang yang ada di foto tersebut adalah  "Adam (dalam gambar bertopi koboi hitam dan yang mengupload foto), Apri (dalam gambar telanjang dada bercelana merah), Ato (dalam gambar berkaos putih celana biru), Inal (dalam gambar memakai topi terbalik berkaos hijau), Intat (dalam gambar telanjang dada bercelana hitam), dan, Bayong (dalam gambar berjaket bergaris putih), kesemuanya berasal dari Dusun Semantir, Desa Mekar Sekuntum, Kec. Galing, Kab. Sambas," jelas Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Sustyo Iriono, Jumat (10/6/2016).

Mengetahui hal ini,  tim BKSDA bersama personel Reserse dan Intel Polsek Teluk Keramat, Sambas melakukan penelusuran dan melacak keberadaan ke enam pelaku perburuan primata endemik yang hanya ada di pulau Kalimantan tersebut. 

Setelah kurang lebih sepekan akhirnya BKSDA Kalbar berhasil mengamankan ke enam pelaku. Sebagaimana dilansir dari halaman facebook BKSDA Kalbar ;

"Kabar Terkini (Selasa, 14 Juni 2016) dari Kepala BKSDA Kalimantan Timur : Ahamdullilah-Puji Tuhan, Sekitar pukul 11 Wita ke-6 (enam) orang pelaku penganiayaan terhadap satu individu Bekantan (Nasalis larvatus"

Mereka ditangkap disalah satu perusahaan perkayuan sektor Senoni, Desa Lebak Silong, Kecamatan Sebuluh, Kabupaten Kutai Kertanegara.  Berdasarkan pengakuan mereka, satwa tersebut dibunuh dan dikonsumsi.

Saat ini mereka diamankan untu diperiksa/ disidik lebih lanjut oleh PPNS di Mako SPORC Brigade Enggang, dengan tetap berkoordinasi dengan Polres dan Kejaksaan setempat. Barang Bukti sementara berupa HP dan senjata tajam.

Kita berharap kedepan semoga tidak ada Novtama dan Uchu berikutnya. Bagaimanapun menyakiti, dan memperlakukan hewan secara tidak pantas bukanlah hal yang dibenarkan, terlebih-lebih mempertontonkannya. Apalagi Bekantan (Nasalis larvatus) adalah hewan yang dilindungi tidak saja secara hukum nasional tetapi juga internasional.

Kamis, 02 Juni 2016

Stop Perdagangan Satwa Liar

Sahabat Bekantan Indonesia - Masih maraknya perburuan dan perdagangan satwa liar khususnya Bekantan membuat Amalia Rezeki Ketua Sahabat Bekantan Indonesia semakin gencar melakukan sosialisasi. Termasuk saat menjadi pembicara pada Seminar Hari Lingkungan Hidup Dunia 2016 di Aula Sasangga Banua Pemprov. Kalsel, Kamis (2/6/2016) kemarin. 

Dalam paparannya Amalia menegaskan, bahwa bekantan adalah satwa langka dan dilindungi undang-undang. Acaman hukumannya tidak main-main bagi yang memburu dan memperjual belikannya adalah kurungan penjara dan denda seratus juta rupiah. 

Amalia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak memburu satwa endemik maskot Provinsi Kalimantan Selatan ini hanya karena masih percaya mitos misalnya dagingnya dikonsumsi untuk obat kuat lelaki. Hal tersebut menurutnya sangat memprihatinkan oleh karenanya Ia mengajak peserta seminar yang berasal dari berbagai daerah di Kalsel untuk turut menjadi relawan dalam mensosialisasikan perlindungan terhadap Bekantan dari perusakan habitat, perburuan dan perdagangan.


Selain Amalia dari Sahabat Bekantan Indonesia, dan Syahbuddin dari STKIP PGRI seminar Lingkungan Hidup 2016 yang bertemakan "Stop Perdagangan Satwa Liar, Selamatkan Keanekargaman Hayati Indonesia" juga menghadirkan pembicara tamu dari luar negeri yakni Alastair Galpin dari University of Auckland. 

Dalam kesempatan tersebut, Mr Al (sapaan Alastair Galpin), mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak serakah terhadap alam. Banyak perbuatan manusia yang saat ini tidak ramah dengan lingkungan misalnya masih maraknya penggunaan kantong plastik, eksploitasi yang berlebihan dan alih fungsi habitat. Al juga mengingatkan agar manusia hanya mengambil seperlunya saja dari alam. " Take What Only You Need From Nature" tegasnya. 

Jumat, 01 April 2016

Evakuasi Bekantan Hanyut Di Sungai Barito (1 April 2016)

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Tim Rescue dari Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) yang langsung dipimpin ketuanya Amalia Rezeki bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) kembali berhasil menyelamatkan bekantan yang hanyut di Sungai Barito dekat kota Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Bekantan Yang Berhasil Di evakuasi oleh Tim Rescue SBI
 Salah satu anggota Tim Rescue SBI, Feri Hosien melalui telepon seluler di Banjarmasin, Jumat, mengatakan kronologis penyelamatan tersebut ketika pihaknya mendapat kabar dari Ahmad Sakidin, anggota Polisi Kehutanan (Polhut) Dinas Lingkungan Hidup & Kehutanan Batola tentang keberadaan bekantan yang hanyut disungai Barito.

Tim Rescue yang dipimpin langsung Ketua SBI Amalia Rezeki setelah berkordinasi dengan BKSDA Kalsel, meluncur ketempat kejadian tepat pukul 19.34 Wita tim tiba di kota Marabahan, Kamis (30/3) untuk melakukan evakuasi bekantan tersebut.
Bekantan jantan dewasa yang diberi nama Untung ini, telah berhasil diamankan warga, yang diduga setelah hanyut dan terbawa tongkang batu bara tersebut, kemudian diserahkan kepada SBI, kemudian diambil tindakan medis dengan menyuntikan penenang serta anti biotik, agar tidak mengalami trauma berat pasca diselamatkan ditengah sungai barito yang cukup luas," kata Amalia.
Menurutnya Sesuai arahan Ir. L Andy Widyarto, MP Kepala BKSDA Kalsel, nantinya bekantan ini jika dinyatakan sudah sehat, maka akan dilepas liarkan kembali kehabitatnya.
"Saat ini bekantan tersebut sudah diamankan oleh Tim SBI dan sedang dicek kesehatannya, baik fisik maupun traumatiknya pasca dilakukan penanganan dilapangan ketika dievakuasi. Dan jika dinyatakan sehat, maka bekantan tersebut, kami minta bersama tim dari BKSDA Kalsel segera dilakukan pelepas liaran kembali kehabitatnya," jelas L Andy Widyarto.
Amalia menjelaskan, seringnya bekantan melakukan migrasi dikarenakan habitatnya terganggu bahkan telah rusak, akibat kebakaran hutan dan alih fungsi lahan. Sepanjang tahun 2015 aja dan sampai sekarang, sudah sekitar 19 kali Tim Rescue dari SBI melakukan evakuasi bekantan dan yang telah dilepas liarkan 10 ekor, yang sedang dirawat 6 ekor serta 3 ekor tidak dapat tertolong dikarenakan luka bakar yang cukup parah.
"Kejadian serupa akan selalu terulang menimpa nasib bekantan di Kalsel, jika tidak diambil tindakan serius dalam melindungi maskot kebanggaan Banua ini. Apalagi tahun 2016 ini kemarau panjang akan terjadi diawal bulan Mei dan tidak menutup kemungkinan kebakaran hutan akan terjadi kembali," tambah Amalia Rezeki yang juga dosen program studi pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat ini.
Ditambahkannya tahun lalu saja diperkirakan ratusan ekor bekantan serta satwa liar lainnya mati terpanggang akibat kebakaran hutan, sisanya eksodus kearea pemukiman dan perladangan warga, yang kemudian rawan terjadi konflik dengan manusia, serta bisa saja makan korban baik dipihak bekantan, maupun manusia,
Luasan hutan yang menjadi habitat bekantan di Kalimantan pada awalnya diperkirakan 29.500 km2, dari luas tersebut, 40 persen diantaranya sudah berubah fungsi dan hanya 41 persen yang tersisa dikawasan konservasi. Kondisi ini diikuti oleh penuruanan populasi bekantan diperkirakan lebih dari 250.000 ekor dan 25.000 ekor diantaranya berada dikawasan konservasi.
Bahkan pada tahun 1994 terjadi penurunan populasi bekantan yang sangat drastis menjadi hanya sekitar 114.000 ekor. Di kalimantan Selatan sendiri diperkirakan sisa sekitar 4.500 - 5000 ekor.
Bekantan yang dikenal dengan istilah ilmiahnya Nasalis larvatus, merupakan primata endemik Kalimantan dan termasuk dalam subfamili Colobinae.Bekantan dilindungi keberdaannya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999, dan secara Internasional termasuk dalam Appendix I CITES.
Dan termasuk dalam katagori terancam punah Endagered Spesies oleh Lembaga International IUCN ( International Union for the Concervation of Nature and Natural Resources) sejak tahun 2000./F

Sumber : http://www.antarakalsel.com/berita/35094/sbi-selamatkan-bekantan-hanyut-di-sungai-barito

Rabu, 30 Maret 2016

They comments about SBI

Bekantan.org - Here are some comments from public figures and volunteers to Sahabat Bekantan Indonesia (SBI)

Janny Woodford
I Have never meet someone so passionate, cleaver and caring about everything she does! Not just about the monkeys and the project but also about everyone involved, her home town and everyone in it. She works so hard to organise, promote and share her knowledge and she does it all with smile. With Amalia involved in the project it will not fail, she will make sure of it ! An amazing project, with amazing people, all for the amazing Bekantan. (Janny Woodford - Volunteer from England)

Marie Tannetta – Volunteer from England
Amalia is extremely passionate about the environment and its wildlife. She is an inspiration to others in her country and to people around the world. Her dedication and hard work is making a huge impact in her local community and raising awareness around the issues facing Indonesian animals and habitat. (Marie Tannetta – Volunteer from England)


Obermayer Dora, Hungarian
Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) is one of the most inspirational organisation in Indonesia. They reach a target, they supported how officialy by the government they are proffesional, helpful and sharing. Amalia is an amazing woman pull of energy and always easier to her knowlidge with others. We must say a big thank you to her. Thanks Amalia !. (Obermayer Dora, Hungarian)





Ivan Dacko, Slovakia
Banjarmasin is not very poppular for tourism, but SBI can entertain tourist and traveler who tare interested. Amalia is interisting and educated person. She know a lot about Bekantan and She can share these information. (Ivan Dacko, Slovakia)






Niloy Das - Bangladesh
Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) is doing very good. SBI should work to draws attentions from international organization which will add new dimension in their activity. Amalia is very cordial, knowledgabel and good organizer. She has very good communication skill and through her inovative leadership  i think SBI is growing very quickly. I wish good luck to Amelia, her friends and SBI. (Niloy Das - Bangladesh)




Tanzina Siddiqva Mithin, Bangladeshi
Being a volunteer of SBI is a nice experience, learn new things and gained knowledge about wild life and their conservation. Amalia is a very nice, friendly and cooperative person, we learn lot of things from her, about bekantan and other rare group of animals like Owa-owa. She is trying hard with SBI and I wish all the best to Amalia and SBI. (Tanzina Siddiqva Mithin, Bangladeshi).






Lee Won Young, South Korea


Banjarmasin is a beautiful city which has a balance between nature and city facilities. It was impressive to see the mascott of the city, Bekantan from close distance and also in wild. Amalia was a great friend and perfect guide to us. Thanks to her we could learn the habitats, diet and current situations of Bekantan and local people. (Lee Won Young, South Korea)







Amazing centre to visit to see Bekantan rehabilitation for people who really care are friendly like national geographic. Amalia is so young but she has already a chieved so much! she is an inspiration and a leading force in conservation in Banjarmasin. She is very inspirational.  (Gill Coombs, Australian)








It is very nice to see the work of the Bekantan conservation, the help is very important to save the Bekantans from extinction. The world needs more nice and warm-hearted people like Amalia. (Fabi S., German)









Thank you very much to Amalia, Feri, and all the SBI supporters and friends for letting me help and participate in the noble and important cause of the Bekantan conservation. It was a tremendous experience to have the opportunity to work closely with this amazing species, which is unique to Borneo and to us many challanges in forms of its survival. If was very inspiring for me to be surrounded by people who share such strong passion and commitment towards the Bekantan. My last thought goes to Ciro Jr. I Hope he grows healthy in the forrest!. (Ciro Rendas, Portugal)

Selasa, 29 Maret 2016

Pelepasliaran Bekantan ke -10 "David"

Bekantan.org - David the Proboscis monkey was rescued from the river in Banjarmasin town 3 months ago by Sahabat Bekantan Indonesia. He was very weak from starvation and almost drowned through exhaustion. The foundation looked after him at their rehabilitation centre until he was strong enough to be released back into the wild. The local community came together on 27th March to celebrate this event and the great work that the organisation are doing. People from around the world including Holland and England are supporting the foundation through volunteering, raising awareness and giving donations. The organisation are not just saving animals but working hard to educate the people about environmental issues that can put the countries endangered wildlife at risk. - SAVE THE PROBOSCIS MONKEY -   
(Marie Tannetta from England)










Pelepasliaran David di Pulau Bakut
Bertepatan Peringatan Hari Bekantan Minggu 27 Maret 2016


Minggu, 27 Maret 2016

Peringatan Hari Bekantan 27 Maret 2016

Bekantan.org - Dalam rangka menyambut Hari Bekantan 2016, Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) menggelar acara seremonial yang dipusatkan di Siring Menara Pandang, Minggu 27 Maret 2016. Syukuran Hari Bekantan ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Pangeran H (Gt.) Rusdy Effendy AR, selaku pembina SBI didampingi ketua DPRD ibu Hj.Noormiliyani AS.,SH.,  Walikota Bpk Ibnu Sina,S.Pi.,M.Si, dan Kepala BKSDA Kalsel Ir Lukito Andy Widyarto.
Acara Pemotongan Tumpeng
Pada kesempatan yang sama, SBI juga memberikan penghargaan antara lain kepada Emergency Landasan Ulin, Bank Kalsel, dan Tim Pimnas Unlam Duta Cilik Sayang Bekantan sebagai bentuk apresiasi terhadap kepeduliannya dalam pelestarian Bekantan.


Pelepasliaran Bekantan di Pulau Bakut menjadi penutup  rangkaian kegiatan seremonial Hari Bekantan 2016 ini.