River Safari Cruis

Bekantan are native to the wetland forest. They are living among trees. So while on river safari cruise.

Summer course Program

Proboscis monkey conservation in Bekantan Research Station Curiak Island South Kalimantan

Donation for Bekantan Conservation

WA 0812 5826 2218 (SBI Official) | Paypal ID Saveproboscismonkey| BNI ACC 0339933396

Observation

Observation Proboscis Monkey Habitat in Curiak Island South Kalimantan

Endangered Species

Support and Help Amalia Rezeki and Her SBI Foundation For Bekantan Conservation in South Kalimantan - Indonesia

Rabu, 30 September 2015

Kondisi Ben Semakin membaik

Bekantan.org - Kondisi Ben, anak Bekantan berjenis kelamin jantan yang berhasil diselamatkan tim Bekantan Wildlife Rescue dari kebakaran hutan dan lahan di Sungai Rutas Kabupaten Tapin kini semakin membaik. 

Selain luka-luka bakar yang sudah sembuh, stresnya juga sudah berkurang hal ini terlihat dari lincahnya aktifitas Ben dan lahapnya Ia makan. Saat ini Ben masih dalam pengawasan tim Bekantan Wildlife Rescue di karantina rehabilitasi sampai siap dilepasliarkan kembali.

Ben hanyalah salah satu diantara korban. Kebakaran hutan dan lahan tidak hanya menyumbang "racun" bagi pernapasan tetapi juga telah membunuh entah berapa ratus atau bahkan ribuan populasi satwa baik reptil, amphibi, aves bahkan mamalia.

Mari cegah kebakaran hutan dan lahan dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak membakar ladang, dan memastikan sumber api sudah dipadamkan saat meninggalkan perkemahan.

Rabu, 23 September 2015

Menyelamatkan Monyet Belanda (Bekantan) Di Kalimantan

Menyelamatkan monyet belanda atau bekantan (Nasalis larvatus Wurmb) sangat tergantung pada kondisi habitat yang merupakan sumber pakannya. Mengingat bahwa pakan bekantan banyak tersimpan di hutan bakau, maka penyelamatan bakau akan sekaligus dapat menyelamatkan bekantan. Dalam program kelestarian bekantan, diperlukan informasi perilaku dan faktor lingkungan habitat yang mendukung terhadap kebutuhan pakan dan keamanan dari perburuan.

Berdasarkan data IUCN Red Data Book of Endangered Species (2008) status konservasi bekantan adalah Endangered dan berdasarkan CITES, bekantan dikelompokkan dalam Appendix I. Sebagai salah satu keanekaragam hayati hutan tropis Indonesia, bekantan perlu diselamatkan. Rehabilitasi dan restorasi habitat, konservasi eksitu dan peningkatan kepedulian masyarakat adalah program konservasi yang harus dilakukan.

Bekantan adalah satwa endemik Kalimantan. Bekantan adalah jenis satwa dengan klasifikasi, ordo Primata, famili Cercophitecidae, dan sub-famili Colobinae. Bekantan hidup dalam habitat terbatas pada hutan bakau, hutan di sekitar sungai dan habitat rawa gambut yang sebagian telah terdegradasi oleh berbagai aktivitas manusia.

Degradasi hutan lahan basah sebagai habitat bekantan serta perburuan liar, telah menurunkan populasi bekantan sampai 90% dalam 20 tahun terakhir.

Untuk mengatasi permasalah habitat dan penurunan populasi bekantan, program-program konservasi yang harus dilakukan adalah:
1) Inventarisasi sebaran, habitat, dan populasi bekantan; 
2) Rehabilitasi dan restorasi habitat yang potensial; bagi pengembangan populasi bekantan; 
3) Pengembangan tingkat kepedulian masyarakat dalam melakukan konservasi sempadan sungai dan satwa; 
4) Pengaturan penggunaan sungai sebagai alat transportasi, pencegahan masuknya limbah ke sungai, dan restorasi hutan sempadan sungai sebagai habitat bekantan; 
5) Pengembangan konservasi ex-situ; 
6) Pengembangan wisata alam dengan objek bekantan sebagai upaya peningkatan nilai ekonomi bagi masyarakat lokal serta konservasi sungai dan 
7) Peningkatan peran kelembagaan pengelolaan kawasan hutan yang terkait dengan pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan.

Data sebaran populasi sangat diperlukan untuk menentukan status konservasi dan program prioritas penyelamatannya. Inventarisasi sebaran populasi juga terkait dengan program rehabilitasi, restorasi dan pemanfaatan kawasan sebagai objek wisata alam

Banjarmasin Trade Expo 2015 : Stand SBI Ramai Di Kunjungi

Partisipasi Sahabat Bekantan Indonesia di Banjarmasin Trade Expo 2015 berhasil menarik perhatian pengunjung. Tidak hanya dari kalangan masyarakat biasa, bahkan sejumlah tokoh banua juga menyambangi stand SBI.



Banjarmasin Trade Expo diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi ke-489 Kota Banjarmasin. Event ini  dibuka oleh Penjabat Wali Kota Banjarmasin  HM. Thamrin dihadiri Pimpinan Umum Banjarmasin Post Grup Pangeran H. Rusdi Efendi, Danlanal Banjarmasin Kolonel Laut (P) Haris Bima Bayuseto, Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Drs. H. Agus Surono, M.Si, serta pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Banjarmasin pada Senin (14/09/2015).


Kegiatan yang digelar di Area Gedung Menara Pandang Kota Banjarmasin ini  di ikuti oleh 60 stand salah satunya adalah Stand Sahabat Bekantan Indonesia. Adapun tujuan partisipasi SBI di even ini adalah untuk mensosialisasikan perlindungan Bekantan maskot Provinsi Kalimantan Selatan kepada masyarakat serta memperkenalkan beberapa program yang di laksanakan oleh Sahabat Bekantan Indonesia salah satunya yaitu Bekantan Ecotour.


Tiga Bekantan Mati Terbakar Di Sungai Rutas

Banjarmasin (ANTARA News) - Koloni Bekantan (nasalis larvatus), salah satu satwa yang dilindungi, terpanggang api kebakaran hutan dan lahan seluas 50 hektare di Desa Sungai Rutas, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Bekantan Yang Masih Selamat Di Areal Hutan Yang Terbakar
Meski Selamat Hewan Ini mengalami Depresi/Stress

"Banyak habitat satwa yang terpanggang api dari kebakaran hutan dan lahan di Tapin, salah satunya koloni dari bekantan," kata Ketua Tim Bekantan Wild Life Rescue Center Zaenal Abie di Banjarmasin, Senin.
Kebakaran Hutan dan Lahan Tidak Hanya Mengancam Populasi Bekantan
Tetapi Juga Satwa Lainnya seperti reptil, amphibi, aves dan primata

Tak hanya bekantan, satwa lain seperti kura-kura dan biawak juga menjadi korban kebakaran lahan ini.

"Ada satu koloni binatang yang dikenal dengan sebutan monyet Belanda di hutan seluas 50 hektare itu dan mereka berjumlah 15 ekor dan tiga ekor bekantan terbakar," kata Zaenal.

Tim juga menemukan seekor bekantan berumur 1,5 tahun yang diduga stres dan lemah karena menghirup asap.

Ketua Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Kalsel Amalia rezeki di Banjarmasin, mengatakan kebakaran hutan dan lahan di Tapin sudah terjadi sejak tiga hari lalu.

"Saat meninjau lokasi kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat setempat karena sudah berusaha memadamkan api dan menyelamatkan satwa-satwa yang terjebak dalam kebakaran hutan dan lahan itu," kata Amalia.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan Lukito Andi di Banjarmasin, membenarkan kabar ini

"Satu ekor bekantan yang kondisi lemah itu akibat menghirup asap sudah dilakukan evakuasi dari Tapin dan diarahkan agar dibawa ke Pulau Bakut, namun sebelumnya diberikan perawatan," jelas Lukito.
Editor: Jafar M Sidik

Baca dari sumber asli