BANJARMASIN POST.CO.ID - Di momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 ini, kembali sang pelopor pelestari bekantan, yang juga dosen muda Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Amalia Rezeki meraih penghargaan pejuang konservasi bekantan.
Kali ini Amel, panggilan akrabnya, mendapatkan dua penghargaan sekaligus yakni dari Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA berupa Apresiasi Sasangga Banua Pada Pejuang Lingkungan Hidup Pelestari Bekantan dan Penghargaan Pelopor Konservasi Bekantan yang diserahkan oleh Hj Noomiliyani AS, SH, Bupati Barito Kuala (Batola)
“Saya sangat terharu dan bersyukur mendapat apresiasi dari pemerintah daerah ini. Walaupun sebelumnya saya telah menerima penghargaan yang sama secara nasional dan juga internasional. Tapi apresiasi ini sangat berkesan dan menyentuh bagi saya, yang mendapat perhatian dari pemerintah daerah saya sendiri," kata kandidat doktor dibidang konservasi Bekantan ini, Senin (7/6/2021).
BANJARMASIN POST.CO.ID - Di momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 ini, kembali sang pelopor pelestari bekantan, yang juga dosen muda Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Amalia Rezeki meraih penghargaan pejuang konservasi bekantan.
Kali ini Amel, panggilan akrabnya, mendapatkan dua penghargaan sekaligus yakni dari Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA berupa Apresiasi Sasangga Banua Pada Pejuang Lingkungan Hidup Pelestari Bekantan dan Penghargaan Pelopor Konservasi Bekantan yang diserahkan oleh Hj Noomiliyani AS, SH, Bupati Barito Kuala (Batola)
“Saya sangat terharu dan bersyukur mendapat apresiasi dari pemerintah daerah ini. Walaupun sebelumnya saya telah menerima penghargaan yang sama secara nasional dan juga internasional. Tapi apresiasi ini sangat berkesan dan menyentuh bagi saya, yang mendapat perhatian dari pemerintah daerah saya sendiri," kata kandidat doktor dibidang konservasi Bekantan ini, Senin (7/6/2021).
Seperti diketahui sejak 2013 yang waktu itu Amel masih sebagai mahasiswa, sudah aktif terjun ke dunia pelestarian lingkungan dan kemudian.
Baru tahun 2016 ia mendirikan lembaga konservasi bekantan dengan diawali upaya rescue si Monyet Berhidung Mancung ini, yang juga dikenal sebagai maskot provinsi Kalimantan Selatan.
Sudah cukup banyak bekantan yang direscue dan setelah dirawat, kemudian dilepas liarkan kembali olehnya bersama BKSDA Kalsel, sebuah lembaga pemerintah dibawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang menaungi kegiatannya dibidang konservasi.
Kini, Amel yang merupakan pendiri Yayasan Sahabat Bekantan itu, telah membangun Stasiun Riset Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah dikawasan Pulau Curiak, Barito Kuala yang keberadaannya cukup mendunia.
“Adapun tujuan didirikannya Stasiun Riset Bekantan, adalah untuk kegiatan riset dan upaya melestarikan bekantan terhadap degradasi populasi bekantan, terutama diluar kawasan konservasi. Karena habitat bekantan diluar kawasan konservasi sangat rentan dari kerusakan habitat, akibat alih fungsi lahan, kebakaran hutan dan perburuan liar," katanya.
Disamping itu Amel bertekat mendukung kampusnya, Universitas Lambung Mangkurat, menjadi pusat riset bekantan dan ekosistem lahan basah didunia.
Serta menjadikan Kalsel sebagai destinasi ekowisata bekantan dunia, untuk menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Sementara itu, Prof Dr H Sutarto Hadi, MSc, MSi, Rektor Universitas Lambung Mangkurat, sangat mengapresiasi dosen muda berprestasi nya, yang telah menghasilkan karya-karya luar biasa, baik dibidang konservasi maupun riset lahan basah termasuk pengabdian masyarakat.
“Alhamdulillah, aksi nyata yang jelas dan terbukti. Insya Allah penghargaan yang diterima barokah dan membawa kebaikan bagi kita semua. Terus semangat dan berkarya untuk almamater dan negeri ini. Terimakasih kontribusinya Amel dan tim dari SBI yang berkolaborasi dengan ULM dalam mengimplementasikan Tridharma Perguruan tinggi dengan baik,” tutur Sutarto.
0 komentar:
Posting Komentar