Selasa, 06 Oktober 2015

Ada seKelompok Kecil Bekantan di Sekitar Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru

BANJARBARU - Kawasan Tegal Arum, Landasan Ulin rupanya menyimpan satu diantara harta kekayaan Pulau Kalimantan.

Ilustrasi : Bekantan di areal hutan yang telah terbakar

Kawasan tersebut, rupanya jadi habitat bagi hewan asli Pulau Kalimantan, Bekantan. Ya, hewan yang kian langka itu rupanya juga tinggal di kawasan yang kini sudah dikelilingi permukiman dan tak jauh dari Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru.

Hal ini terungkap saat sejumlah warga setempat mendapati seekor bekantan yang terjebak api kebakaran lahan, Minggu (4/10/2015) sore semalam.

Bekantan tersebut rupanya terpisah dari koloninya, dan kebingungan saat api mengepung hutan yang jadi rumah mereka selama ini.

Oleh warga, bekantan tersebut lantas diserahkan ke Polsek Banjarbaru Barat untuk diamankan lantas diserahkan ke Seksi II BKSDA Banjarbaru.
Kepala Seksi BKSDA II Banjarbaru Ridwan membenarkan terkait hal tersebut. Ia menjelaskan sudah melepasliarkan bekantan tersebut ke Pulau Bakut, Senin (5/10/2015) pagi.



Saat ditemukan, jelas Ridwan kondisi bekantan dalam kondisi baik. Ia mengatakan bekantan tersebut kemungkinan besar bingung lantaran terpisah dari rekan-rekannya saat terjadi kebakaran lahan
"Secara umum kondisi bekantan tersebut sehat, tidak ada luka. Kami lepasliarkan ke Pulau Bakut yang memang jadi pusat konservasi bekantan," jelasnya.

Soal keberadaan binatang langka asli Pulau Kalimatan ini, Ridwan tak menampik memang ada koloni kecil di hutan semak kawasan Tegal Arum, dekat Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru.
"Data kami, jumlahnya ada sekitar 20 ekor. Di sana, bekantan bisa hidup karena memang ada banyak pohon rambai yang jadi makanannya," katanya lagi.

Sejauh ini, baru satu laporan soal bekantan yang jadi 'korban' kebakaran lahan di kawasan tersebut.
Namun, di kawasan hutan wilayah Lianganggang sempat dua kali dilaporkan adanya satwa imut yang dijadikan patung maskot Kota Banjarmasin menjadi 'korban' kebakaran lahan.

"Langsung kita lepasliarkan juga ke habitat aslinya. Kondisinya juga cukup bagus. Yang parah adalah laporan di Tapin dimana bekantannya sampai mengalami luka bakar," katanya.

Baca artikel aslinya di : Banjarmasinpost

0 komentar:

Posting Komentar