Barito Kuala, Kalsel – Global Nature Conservation School Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) kembali menggelar Sekolah Konservasi Alam pada Jumat, 29 Agustus 2025 di Stasiun Riset Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Kegiatan ini diikuti sekitar 25 mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dan komunitas pecinta alam di Kalsel.
Koordinator Sekolah Konservasi, Dewita, menjelaskan bahwa kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Dr. Amalia Rezeki, seorang biologist conservation dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sekaligus pendiri Sahabat Bekantan Indonesia, serta Ramadhan Jayusman, S.Si, perwakilan dari Badan Pengelola Meratus UNESCO Global Geopark.
Menurut Dewita, Sekolah Konservasi merupakan wahana edukasi yang memfasilitasi proses pembelajaran untuk membangun semangat kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Program ini diberi nama Global Nature Conservation School, yang digagas oleh Dr. Amalia Rezeki. Ia dikenal sebagai akademisi ULM dan praktisi konservasi yang telah lama mengabdikan diri pada pelestarian bekantan, primata endemik sekaligus maskot Kalimantan Selatan.
“Melalui sekolah konservasi ini, kami ingin menanamkan spirit peduli lingkungan kepada generasi muda, agar mereka bisa menjadi bagian dari gerakan pelestarian alam yang berkelanjutan,” tutur Dewita.
Terselenggaranya kegiatan ini tidak lepas dari dukungan PT Toyota Astra Motor (TAM) dan mitra Yayasan Benih Baik dari Jakarta. Kolaborasi ini memperkuat komitmen berbagai pihak dalam mendukung upaya konservasi alam di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan.
Dengan semangat kolaborasi dan edukasi, Sekolah Konservasi Alam diharapkan mampu melahirkan agen-agen muda konservasi yang siap menjaga warisan alam Kalimantan Selatan untuk generasi mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar