Rabu, 03 September 2025

SBI Tanam 4.000 Bibit Rambai untuk Pulihkan Mangrove Pulau Curiak

Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) kembali melakukan upaya pemulihan ekosistem mangrove dengan menanam sebanyak 4.000 bibit pohon rambai (Sonneratia caseolaris) di kawasan Stasiun Riset Bekantan, Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Tanam Mangrove


Founder SBI Foundation, Dr. Amalia Rezeki, menyampaikan bahwa kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari PT Toyota Astra Motor (TAM) bersama mitra Benih Baik yang turut hadir dari Jakarta. Menurutnya, langkah ini menjadi kontribusi nyata dalam mengurangi dampak perubahan iklim sekaligus menjaga kelestarian lahan basah yang juga menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar sungai.

Selain itu, Pulau Curiak dikenal sebagai habitat bekantan, primata endemik Kalimantan yang statusnya dilindungi oleh Undang-Undang. “Kami sangat mengapresiasi komitmen TAM yang konsisten mendukung konservasi bekantan dan rehabilitasi mangrove riparian di Pulau Curiak,” ucap Amel, sapaan akrabnya.

Amel, yang juga dosen Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), menjelaskan bahwa mangrove memiliki peran strategis dalam menyerap emisi karbon. Kapasitas penyimpanan karbon pohon mangrove bahkan tiga hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan hutan tropis pada umumnya.

Pada kesempatan yang sama, SBI juga melaksanakan kegiatan Sekolah Konservasi yang diikuti 25 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kalimantan Selatan. Para peserta belajar mengenai konservasi keanekaragaman hayati, melakukan pengamatan satwa langsung di alam, hingga ikut menanam pohon rambai.

Perwakilan TAM, Suranywaty Tjandrasa, mengaku terkesan dengan perkembangan program restorasi mangrove dan konservasi bekantan di Pulau Curiak. “Kami berharap inisiatif ini terus berlanjut, karena bekantan adalah ikon fauna Kalimantan Selatan dan hanya hidup di Kalimantan,” ungkapnya.

Sebelumnya, pada 2023 TAM bersama SBI dan Benih Baik juga telah menanam 11.000 bibit rambai yang kini tumbuh subur dan menjadi bagian penting dari ekosistem setempat, termasuk sebagai sumber pakan bekantan.

Sementara itu, Co-Founder Yayasan Benih Baik Indonesia, Khristiana Anggit Mustikaningrum, menilai pembangunan ekosistem di Pulau Curiak sangat menginspirasi. Ia juga menekankan pentingnya program sekolah konservasi sebagai sarana menumbuhkan kesadaran generasi muda terhadap pelestarian lingkungan.

0 komentar:

Posting Komentar