Kamis, 19 Februari 2015

Populasi Bekantan Pulau Bakut Bertambah

MARABAHAN - Kabar gembira datang dari Pulau Bakut Batola. Pada Januari 2015 tadi  telah lahir seekor bayi Bekantan yang sangat lucu. Kehadiran bayi bekantan itu tentunya juga merupakan hadiah spesial bagi warga Kalimantan Selatan ( kalsel ), karena primata unik yang juga maskot Provinsi Kalsel ini telah menunjukan perkembangan positif dengan terus bertambahnya populasi di Pulau Bakut.
Induk dan Bayi Bekantan di Pulau Bakut

“Alhamdulillah,  ini adalah kado spesial pada hari Primata Indonesia 2015 dan juga merupakan kegembiraan warga Kalsel, dimana primata yang menjadi ikon provinsi Kalsel ini telah lahir lagi di Pulau Bakut. Bahkan sekarang juga terdapat 2 betina dewasa yang sedang bunting,  “ ungkap Amalia Rezeki SPd MPd,  praktisi konservasi bekantan yang juga dosen prodi Fakultas Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat ini.
Tanam Mangrove : Salah seorang kader konservasi turut bercebur menanam
mangrove untuk kelangsungan Bekantan

Dijelaskan Amalia, Pulau Bakut adalah merupakan salah satu habitat Bekantan di Kalimantan Selatan dan sudah ditetapkan sebagai kawasan Taman Wisata Alam yang berbasiskan konservasi Bekantan, sesuai SK Menteri Kehutanan RI Nomor 140/Kpts-II/2003 tanggal 21 April 2003. Karena di pulau tersebut hidup kawanan Bekantan. Sebelumnya pada bulan juni 2011 juga pernah terjadi kelahiran tujuh bayi, seperti yang dilansir oleh BKSDA Kalsel pada waktu itu.
Tanam Rambai : Ketersediaan makanan sangat mempengaruhi
kelangsungan hidup Bekantan

“Berdasarkan data terakhir dari BKSDA Kalsel tahun 2014 diperkirakan populasi bekantan di Pulau Bakut mencapai 30 ekor, bahkan mungkin saja bisa lebih. Dimana pada tahun 2011 hanya tercatat sekitar 12 ekor,” jelasnya.
Ia berharap dengan kelahiran bayi Bekantan ini, pemerintah daerah semakin peduli dengan kelestarian Bekantan di Pulau Bakut dan terus melakukan konservasi agar Bekantan tidak punah dan terus lestari.
Sementara itu,  pakar Bekantan  Prof  Dr Ir HM Arief Soendjoto MSc,  Guru Besar Fakultas Kehutanan Unlam melihat populasi Bekantan di Pulau Bakut memang unik dan selalu mengalami fluktuasi, karena pada waktu tertentu jumlahnya bisa saja  berkurang, namun kemudian bertambah lagi. Ini disebabkan hewan tersebut  melakukan migrasi ke daerah lain jika ketersediaan pakannya mulai menyusut. 
“Untuk itulah, perlu ketersediaan makanan yang cukup di Pulau Bakut, tentunya dengan penghijauan dan penanaman pohon Rambai kesukaan Bekantan, itu bisa membuatnya betah,” ucapnya.

Sumber : http://www.radarbanjarmasin.co.id/banua2-2/5145-bayi-bekantan-lahir-di-pulau-bakut.html

1 komentar: