Bekantan - Proboscis monkey |
Bekantan (Nasalis larvatus) adalah primata yang termasuk dalam family Cercopithecidae, subfamili Colobinae. Bekantan adalah salah satu satwa dilindungi endemik Borneo. Penyebaran alaminya hanya terbatas di Pulau Borneo yang secara administratif meliputi tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunai Darusalam. Bekantan berstatus satwa dilindungi baik secara nasional maupun internasional. Secara nasional bekantan dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 (Pemerintah RI, 1999a).
Secara internasional bekantan termasuk dalam Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) dan sejak tahun 2000 masuk dalam kategori endangered species berdasarkan Red Book IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) (Meijaard et al., 2008). Selain itu, sejak tahun 1990 bekantan ditetapkan menjadi maskot fauna Provinsi Kalimantan Selatan. Negara tetangga kita Malaysia juga melindungi satwa berekor panjang ini melalui Wild Life Protection Ordinance sejak tahun 1958.
Habitat bekantan banyak mengalami kerusakan dan populasinya mengalami penurunan. Kerusakan habitat lebih cepat terjadi pada habitat bekantan yang berada di tepi sungai. Hal itu dikarenakan kawasan hutan di tepi sungai mudah dijangkau dan dialihfungsikan menjadi areal permukiman, tambak maupun areal pertanian. Luas kawasan yang menjadi habitat bekantan pada awalnya diperkirakan 29.500 km , namun, 40% diantaranya sudah berubah fungsi dan hanya 4,1% saja yang berada di kawasan konservasi (McNeely et al., 1990).
Penyempitan dan penurunan kualitas habitat tersebut diikuti oleh penurunan populasi bekantan. Tahun 1987 populasi bekantan diperkirakan 260.950 ekor dan sekitar 25.625 ekor diantaranya berada di kawasan konservasi (MacKinnon, 1987). Tahun 1995 populasi bekantan menurun menjadi sekitar 114.000 ekor dan hanya sekitar 7.500 ekor yang berada di dalam kawasan konservasi (Bismark, 1995), sehingga dalam kurun waktu sekitar 10 tahun terjadi penurunan populasi sebesar 50%. Laporan terakhir menurut Meijaard et al. (2008) dan Gron (2009) menyatakan bahwa penurunan populasi bekantan berkisar antara 50- 80% selama kurun waktu 36-40 tahun terakhir. (Elisa m)
0 komentar:
Posting Komentar