River Safari Cruis

Bekantan are native to the wetland forest. They are living among trees. So while on river safari cruise.

Summer course Program

Proboscis monkey conservation in Bekantan Research Station Curiak Island South Kalimantan

Donation for Bekantan Conservation

WA 0812 5826 2218 (SBI Official) | Paypal ID Saveproboscismonkey| BNI ACC 0339933396

Observation

Observation Proboscis Monkey Habitat in Curiak Island South Kalimantan

Endangered Species

Support and Help Amalia Rezeki and Her SBI Foundation For Bekantan Conservation in South Kalimantan - Indonesia

Rabu, 14 Oktober 2015

AKHIRNYA BEN KEMBALI KEHABITATNYA

PELEPAS LIARAN BEN DI PULAU BAKUT


Jumat, 09 Oktober 2015

Rumah Baru Untuk Sang Bekantan Yang Malang | National Geographic Indonesia

Ben seekor Bekantan jantan yang berhasil dievakuasi dari kebakaran hutan di bantaran Sungai Rutas, Kabupaten Tapin pada 22 September lalu akhirnya dinyatakan siap dilepasliarkan kembali pada siang hari ini pukul 14.00 (8/10). Pulau Bakut sebuah kawasan konservasi yang dikelola oleh PT. Pertamina ini akan menjadi habitat baru bagi Ben dan bekantan-bekantan lain yang berhasil diselamatkan.

Bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan, PT. Pertamina dan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) sepakat untuk memulihkan kembali populasi dari satwa endemik yang statusnya kian terancam punah. “Kami tergerak untuk memberikan habitat baru bagi mereka dengan cara memindahkannya ke sini (Pulau Bakut) sesuai arahan BKSDA. Dalam lima tahun ke depan, pulau ini akan menjadi lokasi penyelamatan bekantan dan tentunya tempat mereka berkembang biak,” jelas Andar Titi Lestari, Senior Supervisor External Relation PT. Pertamina Regional Kalimantan.

Selama lima tahun ke depan program penyelamatan bekantan akan dilakukan dengan melindungi habitat seluas 18,7 hektar ini. Bakut merupakan salah satu dari lima pulau di Kalimantan Selatan yang ditetapkan sebagai Pusat Konservasi Bekantan. Terdapat 48 ekor Bekantan yang terbagi dalam empat kelompok telah menghuni pulau ini.

Ben adalah bekantan berusia dua tahun yang beruntung, karena saat api melahap habitat lamanya di Sungai Rutas, ke-empat kawannya tewas terbakar. Ia ditemukan oleh tim SBI dalam kondisi depresi dan wajah penuh luka bakar. Rehabilitasi selama dua minggu dilakukan hingga kini ia dinyatakan sehat dan siap bertemu dengan empat kelompok bekantan yang sudah lebih dulu menghuni Pulau Bakut.

Sebelumnya, penyelamatan bekantan yang merupakan salah satu implementasi dari program Pertamina Sobat Bumi ini telah berlangsung sejak bulan Juni lalu dan berhasil merehabilitasi hingga melepasliarkan kembali Kevin, Atak, Diang, Bagio, Lestari, dan Titik yang kini masih dirawat secara intensif.

“Kami berharap masyarakat dapat bersinergi untuk mewujudkan target 10% peningkatan populasi Bekantan untuk lima tahun ke depan. Secara sederhana bantu kami menciptakan lingkungan yang bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan dari jembatan Barito,” tegas Amalia Rezeki, Ketua Sahabat Bekantan Indonesia.

(Sekar Rarasati)

Kamis, 08 Oktober 2015

BEN akhirnya dilepasliarkan

BANJARMASIN - Dinyatakan sehat setelah menjalani perawatan dan rehabilitasi selama dua minggu, Ben bekantan korban kebakaran di Sungai Rutas, Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan, akhirnya dilepasliarkan, Kamis (8/10/2015).

Bekantan berusia dua tahun ini dilepasliarkan di pusat penyelamatan bekantan kawasan konservasi taman wisata Pulau Bakut Kabupaten Barito Kuala.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh BKSDA bekerjasama dengan PT Pertamina bersama Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).

Ketua SBI Amelia Rezki mengatakan Ben merupakan bekantan ke enam yang dilepaskan di kawasan konservasi bekantan di Pulau Bakut.

"Saat ditemukan Ben kondisinya mengalami luka bakar. Alhamdullilah, setelah dilakukan perawatan selama dua minggu kondisinya sudah dinyatakan sehat secara medis. Dan hari ini dilepasliarkan," katanya.

Kawasan konservasi taman wisata Pulau Bakut Kabupaten Barito Kuala, letaknya berada di bawah Jembatan Barito. Saat ini di pulau tersebut hidup 59 bekantan dewasa.

Selasa, 06 Oktober 2015

Ada seKelompok Kecil Bekantan di Sekitar Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru

BANJARBARU - Kawasan Tegal Arum, Landasan Ulin rupanya menyimpan satu diantara harta kekayaan Pulau Kalimantan.

Ilustrasi : Bekantan di areal hutan yang telah terbakar

Kawasan tersebut, rupanya jadi habitat bagi hewan asli Pulau Kalimantan, Bekantan. Ya, hewan yang kian langka itu rupanya juga tinggal di kawasan yang kini sudah dikelilingi permukiman dan tak jauh dari Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru.

Hal ini terungkap saat sejumlah warga setempat mendapati seekor bekantan yang terjebak api kebakaran lahan, Minggu (4/10/2015) sore semalam.

Bekantan tersebut rupanya terpisah dari koloninya, dan kebingungan saat api mengepung hutan yang jadi rumah mereka selama ini.

Oleh warga, bekantan tersebut lantas diserahkan ke Polsek Banjarbaru Barat untuk diamankan lantas diserahkan ke Seksi II BKSDA Banjarbaru.
Kepala Seksi BKSDA II Banjarbaru Ridwan membenarkan terkait hal tersebut. Ia menjelaskan sudah melepasliarkan bekantan tersebut ke Pulau Bakut, Senin (5/10/2015) pagi.



Saat ditemukan, jelas Ridwan kondisi bekantan dalam kondisi baik. Ia mengatakan bekantan tersebut kemungkinan besar bingung lantaran terpisah dari rekan-rekannya saat terjadi kebakaran lahan
"Secara umum kondisi bekantan tersebut sehat, tidak ada luka. Kami lepasliarkan ke Pulau Bakut yang memang jadi pusat konservasi bekantan," jelasnya.

Soal keberadaan binatang langka asli Pulau Kalimatan ini, Ridwan tak menampik memang ada koloni kecil di hutan semak kawasan Tegal Arum, dekat Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru.
"Data kami, jumlahnya ada sekitar 20 ekor. Di sana, bekantan bisa hidup karena memang ada banyak pohon rambai yang jadi makanannya," katanya lagi.

Sejauh ini, baru satu laporan soal bekantan yang jadi 'korban' kebakaran lahan di kawasan tersebut.
Namun, di kawasan hutan wilayah Lianganggang sempat dua kali dilaporkan adanya satwa imut yang dijadikan patung maskot Kota Banjarmasin menjadi 'korban' kebakaran lahan.

"Langsung kita lepasliarkan juga ke habitat aslinya. Kondisinya juga cukup bagus. Yang parah adalah laporan di Tapin dimana bekantannya sampai mengalami luka bakar," katanya.

Baca artikel aslinya di : Banjarmasinpost

Bekantan Wildlife Rescue

Berikut adalah dokumentasi kegiatan Bekantan Wildlife Rescue (BWR)
Tim Khusus Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) yang dibentuk untuk mengevakuasi
dan menyelamatkan Bekantan (Proboscis Monkey) dan hewan-hewan terancam punah
lainnya

Kunjungi dan gabung di facebook kami Bekantan Wildlife Rescue
Mari bersama selamatkan Bekantan dari Kepunahan

BEN, Bekantan korban kebakaran hutan yang di evakuasi oleh Tim BWR
Saat di Kandang Karantina

Proses Penyerahan Satwa Kepada Tim "Bekantan Wildlife Rescue"
untuk direhabilitasi dan dilepasliarkan kembali

Pemindahan Kandang Evakuasi ke mobil BWR


Proses Pemindahan Bekantan ke Mobil BWR Untuk di lepasliarkan
Menuju Lokasi Pelepasliaran Bekantan

Evakuasi Bekantan 



Pelepasliaran Bekantan







Titik, Bekantan korban kebakaran lahan Di sekitar RSJD Sambang Lihum
Kondisinya yang cukup kritis mengharuskannya di rawat intensif

Titik, Bekantan korban kebakaran lahan Di sekitar RSJD Sambang Lihum
Kondisinya yang cukup kritis mengharuskannya di rawat intensif

Titik, Bekantan korban kebakaran lahan Di sekitar RSJD Sambang Lihum
Kondisinya yang cukup kritis mengharuskannya di rawat intensif

Pondok Kerja di Pusat Penyelamatan Bekantan Pulau Bakut

Release Bekantan di Pusat Penyelamatan Bekantan

Release Leopard Cat


Minggu, 04 Oktober 2015

SBI Gelar Aksi Bersih-Bersih Pulau Bakut

Bekantan.org - Banyaknya sampah yang di Pulau Bakut membuat Sahabat Bekantan Indonesia(SBI) prihatin. Keberadaan sampah yang umumnya adalah limbah rumah tangga ini tampak berserakan terutama pada bagian yang berada segaris dengan tepi Jembatan Barito. Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa sampah-sampah ini memang dibuang dengan cara dilempar dari atas jembatan. 

Tidak hanya sampah organik dan plastik seperti pampers, bungkus makanan dan minuman, bungkus sabun, dan gelas/botol air mineral  yang mendominasi tetapi juga sampah barang pecah belah serta pecahan kaca seperti pecahan botol dan gelas. 




Kantong-kantong palastik berisi sampah  juga tampak "menghiasi" pohon-pohon rambai yang merupakan pakan utama populasi Bekantan di kawasan ini. Hal ini semakin menguatkan bahwa sampah-sampah tersebut memang dibuang dari atas sehingga sebagian ada yang tersangkut.

Selain membuat mata "sakit", keberadaan sampah-sampah ini dikhawatirkan dapat mencemari habitat Bekantan Pulau Bakut, Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) bersama-sama komunitas dan masyarakat peduli lingkungan menggelar aksi bersih-bersih Pulau Bakut. Tentunya SBI sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada komunitas dan relawan yang mengikuti kegiatan ini antara lain AKP UntungWidodo, dkk dari Satpolair Polresta Banjarmasin, Masyarakat Peduli Sungai (Melingai), Mapala STIENAS Banjarmasin, Mapala UNISKA,  Zulfa Asma Vikra anggota DPRD Kalsel,  mahasiswa UNS dan UNPAD, dan tidak ketinggalan tentunya Duta Bekantan dan Duta Air.

Berbekal Kantong Sampah dan perlengkapan lainnya, mereka menyisir dan mengambil sampah yang sebagian tampak mulai terbenam diantara semak-semak. Meski harus berurusan dengan sampah, relawan tampak bersemangat. Mereka rela memunguti sampah yang terkadang harus berurusan dengan duri semak-semak sejenis putri malu, bahkan memanjat untuk mengambil sampah yang tersangkut.

Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam ini berhasil mengumpulkan lebih dari 25 kantong sampah dan jumlah tersebut hanya sepersekian persen saja dari jumlah sampah yang ada di kawasan Pulau Bakut, karenanya kegiatan ini rencananya akan digelar rutin dan berkelanjutan hingga Pulau Bakut benar-benar bebas dari sampah (mj).